12 April 2022

21 January 2018

Wasiat (Nasihat) Luqman Kepada Anaknya

1. Dan (ingatlah) ketika Luqman berkata kepada anaknya, dikala sedang memberinya nasihat, (katanya) : Hai anakku! Janganlah engaku mempersekutukan allah, kerana sesungguhnya syirik itu adalah suatu penganiayaan yang besar.

2. Dan kami wajibkan manusia (taat) kepada ibubapa, ibunya yang telah mengandongnya (dengan menderita) lemah bertambah lemah dan berhenti menyusukannya dalam masa dua tahun (kami perintahkan): "Hendaklah engkau bersyukur kepada ku dan kepada ibubapa mu, kepada kulah tempat kembali.

3. Dan jika keduanya memaksamu supaya engkau mempersekutukan aku (dengan sesuatu) tanpa ada pengetahuanmu padanya, tapi gantilah keduanya dengan baik dalam (urusan) dunia, turutlah jalan orang yang kembalimu, maka aku akan mengabarkan kepadamu segala apa yang telah kamu kerjakan.

4. Hai anakku! "Sesungguhnya jika ada (amal-amal) itu sebesar biji sawi (sekalipun), biar adanya didalam batu, atau dilangit, ataupun dibumi, nescaya allah akan tunjukkan (memperlihatkannya).Sesungguhnya allah maha halus lagi maha mengetahui".

5. Hai anakku! "Dirikanlah solat dan suruhlah (manusia) berbuat kebajikan dan laranglah dari perbuatan yang mungkar dan sabarlah atas sesuatu (musibah) yang menimpamu.Sesungguhnya yang demikian itu adalah dari urusan-urusan yang dipastikan (allah).

6. Dan janganlah engkau memalingkan pipimu dari manusia (kerana sombong) dan janganlah berjalan dimuka bumi dengan angkuh. Sesungguhnya allah tidak menyukai orang yang sombong dan membanggakan diri.

"Bermacamlah pendapat ahli Tafsir mengenai sejarah Luqman .Ada yang mengatakan dia Nabi pada masa antara Isa dan Muhammad s.a.w . Ada yang mengatakan kadi pada masa Bani Israil dan lain-lain pendapat. Tapi pendapat yang paling banyak mengatakan, bahawa Luqman bukanlah Nabi, tapi seorang yang diberi allah 'HIKMAH' yang hidup pada masa Nabi Daud a.s".

7. Dan berlakulah sederhana dalam berjalan dan rendahkanlah suaramu (dalam berbicara) sesungguhnya seburuk-buruknya suara ialah suara keldai.

Nasihat Luqman kepada anaknya selain yang bertemu didalam Al-quran surat Luqman dari ayat 13-19, juga tersebut didalam beberapa kitab. Diantaranya tersebut didalam "Tafsir Ruhul Ma'ani", jilid ke 21, halaman 83, dan kitab "Hidayatullah Mursyidin" oleh Guru Besar Syekh Ali Mahfuz yang ertinya sebagai berikut :

1. Hai anakku! ketahuilah sesungguhnya dunia laksana lautan yang dalam, banyak manusia yang karam kedalamnya.Kalau engkau ingin selamat, supaya jangan karam, layarilah dia dengan sampan yang bernama taqwa, isinya ialah iman dan layarnya ialah tawakal kepada allah.

2. Orang-orang yang selalu menyediakan dirinya untuk menerima nasihat maka dirinya akan mendapat penjagaan dari allah, orang yang biasa dirinya insaf dan sabar kerana menerima nasihat orang lain, tandanya orang itu akan sentiasa menerima kemuliaan dari allah, berasa hina diri dalam beribadat dan bertaat kepada allah ta'ala akan menimbulkan rasa lebih dekat kepada allah dan lebih menghindarkan diri kepada maksiat.

3. Marahnya orang tua dalam mendidik anaknya, tak ubahnya seperti pupuk bagi tanam-tanaman.

4. Hai anakku! Jauhkanlah dirimu dari berhutang sesungguhnya berhutang itu menjadikan dirimu hina diwaktu siang dan gelisah diwaktu malam.

5. Hai anakku! Selalulah berharap kepada allah harapan-harapan yang hasilnya tidak akan membawa engkau untuk menderhakai allah, takutlah kepada allah dengan sebenar takut yang biasa melapaskan engakau dari sifat berputus asa terhadap rahmat allah.

6. Seorang pendusta lekas hilang air mukanya (tak dipercayai orang) dan seorang yang sudah rosak akhlaknya akan banyak gelamunnya terhadap yang salah-salah, memindahkan batu yang besar lagi berat dari tempatnya ketempat yang lain, lebih mudah daripada memberi pengertian kepada orang yang tidak mahu mengerti.

7. Hai anakku! Engkau sudah merasakan bagaimana beratnya membawa batu yang besar, besi yang berat dan lain-lain yang sangat beratnya, tapi akan lebih berat lagi dari itu, bila mempunyai tetangga yang jahat, engkau telah merasakan bermacam-macam kepahitan tapi akan terasa lebih pahit lagi bila hidup dalam keadaan fakir dan miskin.

8. Hai anakku! Engkau jauhilah bersifat dusta, sebab berdusta itu enak sekali mengerjakannya, seperti enaknya memakan daging burung, sedikit saja berdusta, akibatnya tetap akan memberi bahaya.

9. Hai anakku! Kalau bertemu dua kejadian, antara menjenguk orang mati dengan menghadiri pesta kahwin maka pergilah menjenguk orang mati, sebab akan mengingati diri pulang kekampung akhirat, sedang menghadiri pesta kahwin hanya mengingati diri kepada kesenangan duniawi saja.

10. Hai anakku! Janganlah engaku makan sampai kenyang yang berlebih-lebihan.Sesungguhnya memberikan makanan yang engkau makan sampai kenyang berlebih-lebihan itu kepada seekor anjing adalah lebih baik daripada engkau memakannya.

11. Hai anakku! Janganlah engkau terus menerus menelan kerana manisnya sesuatu, dan jangan pula lekas engkau muntahkan kerana pahitnya.(Yang manis itu biasanya mendatangkan penyakit,sedangkan yang pahit biasa menjadi ubat)

12. Makanlah makananmu bersama-sama dengan orang-orang yang bertaqwa kepada allah,rundingkanlah urusanmu kepada alim ulama' (dengan cara minta nasihat kepadanya)

13. Bukanlah baik namanya, bila engkau selalu mempelajari segala macam ilmu yang belum engkau ketahui, sedang ilmu yang telah diperolehi belum lagi engkau amalkan. Hal seperti ini tak ubahnya dengan perbuatan seseorang yang mencari kayu api, setelah dikumpulkan,lalu dipikulnya, tapi dia tak kuat membawanya , kemudian dia tambah lagi.

14. Hai anakku! Kalau engkau ingin hendak mengambil seseorang menjadi teman, maka ujilah dia lebih dahulu dengan cara membuat dia marah, kalau dia di waktu marahnya masih memberikan keinsafan (kesedaran) kepada engkau, maka bolehlah dia dijadikan teman, kalau tidak begitu, maka hendaklah engkau berhati-hati.

15. Hendaklah selalu tutur katamu baik dan wajahmu manis, engkau akan lebih disukai orang lebih disukainya dari orang-orang yang sudah pernah memberikan pemberian yang mahal-mahal.

16. Hai anakku! Kalau engkau berteman, tempatkanlah dirimu sebagai orang yang tidak mengharapkan sesuatu daripadanya, dan pasti dia akan selalu mengharapkanmu.

17. Hai anakku! Jadikanlah dirimu dalam segala tindak tandukmu, seperti orang yang tidak mengharapkan pujian seseorang dan tidak pula menimbulkan celaan orang.Dirinya bekerja kelihatan letih, tapi manusia selalu memandangnya dengan tenang.

18. Hai anakku! Usahakanlah jangan sampai keluar dan mulutnu kata-kata kasar, sesungguhnya engkau akan selamat bila engkau bersifat pendiam.Kalau akan berbicara juga, bicaralah yang akan mendatangkan manfaat kepada orang lain.

19. Hai anakku! Janganlah engkau condong ke dunia ini dan janganlah hatimu repot kerana dunia saja, kerana engkau dijadikan allah bukanlah untuk dunia. Tidak adalah makhluk yang dijadikan allah, lebih hina daripada orang yang telah terpedaya oleh dunia. Mati sebab akan mengingati diri pulang ke kampung akhirat, sedangkan menghadiri pesta kahwin hanya mengingati diri kepada kesenangan duniawi saja.

20. Hai anakku! Janganlah engkau ketawa kalau bukan kerana sesuatu yang mencengangkan (menggelikan), janganlah engkau berjalan tanpa ada tujuan yang tertentu, janganlah engkau menanyakan sesuatu yang tidak berguna bagimu, janganlah menyia-yiakan hartamu, sedangkan harta orang lain engkau pelihara, kerana sesungguhnya yang menjadi hartamu ialah yang engkau usahakan, sedang harta orang lain itu belum tentu menjadi milikmu.

21. Hai anakku! Siapa yang penyayang tentu akan disayangi orang pula, siapa yang tidak pandai menahan lidahnya berkata yang buruk tentu dia akan menyesal akhirnya.

22. Hai anakku! Bergaul rapatlah dengan alim-ulama', diam dan dengarlah baik-baik segala nasihatnya, sesungguhnya hati akan hidup dengan adanya cahaya hikmah (ilmu pengetahuan) sebagaimana tanah biar subur kerana air hujan, janganlah engkau membantah mereka, tentu mereka akan marah kepadanya.

23. Engkau ambillah harta benda dunia ini sekadar keperluan dan nafkahkanlah yang selebihnya untuk keperluan di akhirat nantinya,jangan engkau tendang kehidupan dunia ini seluruhnya, engkau akan menjadi pengemis yang akan menambah berat tanggungjawab orang lain. Janganlah engkau berteman dengan orang bodoh dan janganlah pula dengan orang yang bermuka dua (tidak berpendirian)



Terbitan : Bahagian Pengurusan dakwah, Jabatan Agama Islam Selangor

No comments: