12 April 2022

14 December 2013

PEMBUATAN MIKRO-ORGANISMA UNTUK SUBUR TANAH (MOL)


Pupuk hayati cair adalah cairan yang mengandung mikroorganisme hidup. Apabila disiramkan pada benih, tanah perakaran dan bagian tubuh tanaman lainnya, mikroorganisme akan memproduksi nutrisi, hormon pertumbuhan, antibodi dan berbagai senyawa bermanfaat lainnya untuk tanaman.


Umumnya mikroorganisme dalam pupuk hayati adalah koloni bakteri dan atau fungi yang hidup di rhizosfer (kira-kira kedalaman 5 cm di dalam tanah). Pada dasarnya di lingkungan pertanian atau perkebunan sudah terdapat mikroorganisme, hanya saja karena kondisi tertentu misalnya kurangnya bahan organik (dibawah 2%) dapat menyebabkan populasi mikroorganisme menjadi sangat sedikit sehingga tidak bisa memberikan nutrisi dan berbagai senyawa bermanfaat bagi tanaman.

Saat ini di pasaran banyak sekali dijual berbagai merek pupuk hayati cair maupun padat. Umumnya pupuk hayati yang berbentuk cair lebih susah didapatkan oleh petani dan pekebun di luar pulau Jawa. Sebenarnya pupuk hayati cair bisa dibuat sendiri, mikroorganisme yang diinokulasi adalah mikroorganisme lokal yang berada di sekitar lahan kita.

Sejak tahun 2010 saya dan teman-teman telah mencoba berbagai merek pupuk hayati cair dan padat yang ada di pasaran, kebanyakan pupuk hayati berbentuk cair memerlukan adaptasi, rata-rata sekitar 3 bulan baru terlihat respon peningkatan pertumbuhan tanaman pada lahan yang diberi pupuk hayati.

Jika menggunakan pupuk hayati padat dan pupuk hayati cair dengan mikroorganisme lokal respon peningkatan pertumbuhan tanaman bisa terlihat dalam waktu 1-2 minggu, saya menduga mikroorganisme di dalam pupuk hayati harus beradaptasi dulu atau mereka harus berkompetisi dulu dengan mikroorganisme yang sudah ada dalam tanah perkebunan, karena keterbatasan peralatan dan pengetahuan saya hanya bisa menduga-duga.

Pupuk Hayati Cair Bisa Dibuat Sendiri

Setahun silam kebetulan saya melihat video tutorial membuat pupuk hayati cair di Youtube, tutorialnya mudah diikuti, bagi yang kesulitan dengan bahasa Inggris saya akan buat terjemahan. Berikut ini Videonya:






Peralatan Untuk Membuat PuPuk Hayati Cair:
Drum plastik kapasitas 100 liter yang bisa ditutup rapat.
Bak dengan diameter 50 cm + penutup.
Pengaduk dari kayu.
Kantong jaring (saya menggunakan kantong jaring pembungkus helm).
Gembor.
(1) Proses Mengumpulkan Mikroorganisme

Pada proses ini memerlukan bahan-bahan berikut:
Sekam.
Dedak.
Daun Bambu.
Tanah.
Air.

Cari tanah yang banyak mengandung mikroorganisme, jika di video tanah yang diambil di sekitar rumpun bambu yang teduh. Dalam percobaan, saya mengambil tanah dari sekitar rumpun bambu, di bawah naungan pohon beringin dan di bawah tumpukan kompos matang, yang paling cepat menghasilkan hifa adalah tanah dari bawah tumpukan kompos matang, jadi jika kamu punya tumpukan kompos matang, lebih baik tanahnya ambil di bawah situ. Tanah yang di ambil adalah tanah pada kedalaman 5 cm, lapisan tanah itu disebut Rhizosfer di situlah banyak hidup mikroorganisme tanah.

Campurkan bahan-bahan dengan komposisi berikut:
1 kg tanah.
1 kg daun bambu.
5 kg sekam.
2 kg dedak.

Aduk hingga tercampur merata, lalu lembabkan dengan disiram air.

Selanjutnya campuran itu dimasukkan ke dalam bak, di tengah-tengah campuran buat ceruk sebagai ventilasi juga untuk mengurangi panas yang dihasilkan mikroorganisme aerob. Tutup dan taruh bak di tempat yang teduh dan berfentilasi baik. Setiap 4 hari campuran di bolak-balik campuran, sebelum di tutup jangan lupa buat ceruk ventilasi di tengah-tengah. Menurut video mikroorganisme siap untuk dikultur setelah 30 hari ditandai dengan munculnya hifa berwarna putih (benang-benang halus yang di keluarkan fungi, contohnya pada tempe). Jika belum 30 hari sudah muncul hifa tetap tunggu sampai 30 hari sambil dibolak-balik tiap 4 hari, karena munculnya hifa berarti fungi sudah beradaptasi tapi ada kemungkinan mikroorganisme lain belum beradaptasi dan mikroorganisme aerob masih hidup. Jika hifa yang muncul berwarna selain putih artinya campuran bahan-bahan kurang lembab, jika terjadi seperti itu sebaiknya proses diulangi dari awal. Hasil akhir dari proses ini kita sebut biang mikroorganisme.
(2) Proses Membuat Larutan Kultur Mikroba

Pada bagian ini memerlukan bahan-bahan dengan komposisi:
1/2 kg biang mikroorganisme.
15 liter gula merah (pada video digunakan molase sebanyak 15 liter, menurut saya gula merah lebih mudah didapatkan, lagi pula umumnya molase di Indonesia mengandung Sulphur yang kurang cocok untuk makanan mikroorganisme).
75 liter air.

Masukkan biang mikroorganisme ke dalam kantong jaring, kemudian kantong jaring berisi biang mikroorganisme, gula merah dan air dimasukkan ke dalam drum, aduk secara searah hingga gula merah benar-benar larut. Jangan mengaduk dengan arah bolak-balik atau mengaduk terlalu kencang karena akan mengganggu pertumbuhan mikroorganisme. Jika larutan sudah benar-benar tercampur tutup rapat drum biarkan selama 30 hari. Setelah 30 hari larutan Pupuk Hayati Cair Dengan Mikroorganisme Lokal sudah jadi dan siap digunakan, ditandai dengan munculnya biofilm di permukaan larutan dan larutan beraroma seperti ragi (Yeasty). Jika gagal larutan akan berbau busuk dan berbuih, biasanya penyebabnya kurang gula merah.
(3) Proses Menambah Nutrisi Pada Pupuk Hayati Cair

Larutan pupuk hayati yang dihasilkan proses sebelumnya itu hanya larutan yang banyak mengandung mikroba dengan nutrisi yang sangat sedikit. Untuk menghasilkan pupuk hayati yang bernutrisi sekaligus mengandung mikroorganisme masih ada 1 proses lagi.

Komposisi bahan-bahan:
1 bagian pupuk hayati cair.
1 bagian gula merah.
10 bagian air.
Cacahan sayur yang dipadatkan sebanyak 1/3 drum (33 liter).

Pada bagian ini kami menambahkan 30 liter air, jadi pupuk hayati cair dan gula merah masing-masing sebanyak 3 liter.

Air, gula merah dan pupuk hayati cair dimasukkan ke dalam drum, lalu aduk searah sehingga tercampur rata. Kemudian masukkan cacahan sayur dan aduk searah lagi. Setelah rata tutup drum dan biarkan 15 hari. Setelah 15 hari pupuk hayati cair bernutrisi siap untuk digunakan, tanda jika pupuk matang cacahan sayur benar-benar larut, beraroma ragi dan alkohol.

Diberikan ke tanaman dengan cara melarutkan 1,5 ml pupuk hayati dalam 1 liter air (pada video 30 ml pupuk hayati dalam 20 liter air) kemudian disiramkan, disemprot atau dikocor pada perakaran tanaman 1 minggu sekali.

*Cara pembuatan pupuk hayati cair ini sudah saya praktekkan dan sudah diuji langsung di kebun, hasilnya sangat memuaskan, kompos harus tetap diberikan dengan dosis 100 kg per 100 m2, jadi jika lahan 1 hektar komposnya 10 ton (dosis kompos tidak ada patokan, jika lahan sudah banyak mengandung bahan organik tentu kebutuhan kompos semakin kecil). Pupuk hayati yang dibuat sendiri jauh lebih murah daripada membeli, memang perlu waktu selama 75 hari juga kesabaran dan ketelatenan dalam pembuatannya.

No comments: