Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam melakukan shalat yang amat panjang. Melihat hal tersebut para sahabat bertanya, “Tidak biasanya Anda melakukan shalat seperti itu.” Beliau menjawab, “Ya, benar. Shalatku itu adalah shalat raghbah (penuh harap) dan rahbah (takut kepadaNya), dalam shalatku itu aku memohon kepada Allah tiga perkara, Dia mengabulkan dua perkara sedangkan satunya lagi tidak dikabulkan. Aku memohon agar umatku tidak binasa oleh bencana kelaparan, maka Dia mengabulkan permohonan ini. Aku memohon agar umatku tidak dikuasai oleh musuh dari luar mereka, Dia pun mengabulkannya. Namun ketika aku memohon agar umatku tidak merasakan kekejaman di antara sesamanya, Dia tidak mengabulkannya.” (HR. Tirmidzi; shahih)
Kita melihat sejak zaman sahabat, umat Islam tak terkalahkan ketika mereka bersatu menghadapi musuh-musuhnya. Namun manakala terjadi perpecahan, sesama muslim saling menyakiti, timbullah kerugian besar di kalangan umat Islam.
Dulu ada perang Jamal, ada perang Shiffin, ada peperangan internal umat Islam semasa Daulah Umayyah, Daulah Abbasiyah hingga Turki Utsmani. Namun fragmen-fragmen sejarah itu bisa diatasi. Yang lebih parah terjadi setelah itu. Kini banyak perpecahan internal umat Islam di berbagai negara.
Maka kita patut menangis melebihi kesedihan Rasulullah, ketika umat ini saling bermusuhan. Kita patut waspada, bahwa jika kita saling membenci dan menyakiti sesama umat Islam, kita tergolong umat yang akan binasa. Seperti doa Rasulullah yang tidak dikabulkan Allah tersebut.
No comments:
Post a Comment