Satu-satunya
manusia yang bukan nabi, bukan pula Rasul tapi kisah hidupnya
diabadikan dalam Qur’an adalah Lukman Al Hakim. Kenapa, tak lain,
karena hidupnya penuh hikmah. Suatu hari ia pernah menasehati anaknya
tentang hidup.
manusia yang bukan nabi, bukan pula Rasul tapi kisah hidupnya
diabadikan dalam Qur’an adalah Lukman Al Hakim. Kenapa, tak lain,
karena hidupnya penuh hikmah. Suatu hari ia pernah menasehati anaknya
tentang hidup.
Surat Luqman, ayat 13 : Dan (ingatlah) ketika Luqman
berkata kepada anaknya, di waktu ia memberi pelajaran kepadanya: "Hai
anakku, janganlah kamu mempersekutukan Allah, sesungguhnya
mempersekutukan (Allah) adalah benar-benar kezaliman yang besar". ( 13
; 31 )
berkata kepada anaknya, di waktu ia memberi pelajaran kepadanya: "Hai
anakku, janganlah kamu mempersekutukan Allah, sesungguhnya
mempersekutukan (Allah) adalah benar-benar kezaliman yang besar". ( 13
; 31 )
- Wahai anakku ! Elakkan dirimu dari membuat hutang kerana
sesungguhnya dengan berhutang itu akan menjadikan dirimu hina diwaktu
siang hari dan menjadikan dirimu gelisah di waktu malam hari. - Wahai
anakku ! Sekiranya kedua ibu bapamu memarahimu kerana sesuatu kesalahan
yang telah kamu lakukan maka kemarahan kedua mereka itu adalah seperti
pupuk untuk menyuburkan tanaman. - Wahai anakku ! Engkau
akan dapat rasakan betapa beratnya ketika mengangkat batu yang besar
atau besi yang padat tetapi ada yang lebih berat dari itu iaitu apabila
kamu mempunyai tetangga yang jahat. - Wahai anakku !
Tidaklah dinamakan kebaikan sekalipun kamu sibuk mencari dan mengumpul
ilmu pengetahuan tetapi tidak pernah mengamalkannya. Perbuatan ini tak
ubah seperti seorang pencari kayu api yang sentiasa menambah timbunan
kayunya sedangkan ia tidak mampu untuk mengangkatnya. - Wahai
anakku ! Berhati-hatilah terhadap tutur tata dan bicaramu, peliharalah
budi bahasamu dan sentiasalah bermanis muka niscaya kamu akan disenangi
dan disukai oleh orang yang berada di sekelilingmu. Perumpamaannya
seolah mereka telah mendapat barang yang amat berharga darimu. - Wahai
anakku ! Jika kamu mahu mencari sahabat sejati maka kamu ujilah ia
terlebih dahulu dengan berpura-pura membuatkan ia marah terhadapmu.
Sekiranya dalam kemarahan itu ia masih mahu menasihati, menyedarkan dan
menginsafkan kamu, maka dialah sahabat yang dicari. Jika berlaku
sebaliknya maka berwaspadalah kamu terhadapnya. - Wahai
anakku ! Bila kamu mempunyai teman yang karib maka jadikanlah dirimu
sebagai seorang yang tidak mengharapkan sesuatu apapun darinya
sebaliknya biarkanlah temanmu itu sahaja yang mengharapkan sesuatu
darimu. - Wahai anakku ! Jagalah dirimu selalu supaya tidak
terlalu condong kepada dunia dan segala kesenangan dan kemewahannya
kerana Allah tidak menciptakan kamu hanya untuk kehidupan di dunia
sahaja. Ketahuilah tidak ada makhluk yang lebih hina selain dari mereka
yang telah diperdayakan oleh dunia. - Wahai anakku !
Janganlah kamu ketawa jika tiada sesuatu yang menggelikan, janganlah
kamu berjalan jika tiada arah hala tujuan, janganlah kamu bertanya
tentang sesuatu yang tidak memberi apa-apa faedah pun kepadamu dan
janganlah kamu mensia-siakan hartamu pada jalan maksiat. - Wahai
anakku ! Sesiapa yang bersifat penyayang sudah tentu dia akan disayang,
sesiapa yang bersifat pendiam sudah tentu dia akan selamat dari
mengeluarkan perkataan yang sia-sia. Ketahuilah sesiapa yang tidak
dapat menahan lidahnya dari mengeluarkan ucapan kotor, sudah tentu ia
akan menyesal kelak. - Wahai anakku ! Bergaul dan
berkawanlah dengan orang-orang yang soleh dan berilmu. Bukalah pintu
hatimu dan dengarlah segala nasihat dan tunjuk ajar darinya.
Sesungguhnya nasihat dari mereka bagaikan mutiara hikmah yang bercahaya
yang dapat menyuburkan hatimu seperti tanah kering lalu disirami air
hujan. - Wahai anakku ! Sesungguhnya kehidupan kita ini
diibaratkan seperti sebuah kapal yang belayar di lautan dalam dan telah
banyak manusia yang karam didalamnya. Jika kita ingin selamat maka
belayarlah dengan kapal yang bernama takwa, isi kandungannya ialah iman
sedang layarnya pula ialah tawakal kepada Allah. - Wahai
anakku ! Janganlah kamu terus menelan apa saja yang kamu rasa manis dan
meludah setiap apa yang kamu rasa pahit. Ingatlah, tidak semua yang
manis itu akan menjadikan kita segar dan tidak semua yang pahit itu
akan menjadikan kita segar. - Wahai anakku ! Janganlah kamu
makan dengan terlalu kenyang yang berlebih-lebihan. Sesungguhnya adalah
lebih baik jika bahagian dari yang kenyang itu diberikan kepada anjing
sahaja. - Wahai anakku ! Carilah harta di dunia ini sekadar
keperluanmu sahaja dan nafkahkanlah hartamu yang selebihnya pada jalan
Allah sebagai bekalan di akhirat. Janganlah kamu membuat dunia ini
kelak dirimu akan menjadi pengemis dan membebankan pula orang lain
tetapi jangan pula kamu terlalu mengejar dunia sehingga terlupa bahawa
kamu akan mati. Ketahuilah, apa yang kamu makan dan pakai itu semuanya
dari tanah belaka. - Wahai anakku ! Jangan kamu melantik
seseorang yang bodoh menjadi utusanmu. Jika tiada siapa yang lebih
cerdas, pintar dan bijak maka yang sebaiknya dirimu sendirilah yang
menjadi utusan. - Wahai anakku ! Orang yang bersedia untuk
mendengar nasihat dan bimbingan dari orang yang lebih alim, maka dia
layak untuk mendapat penjagaan dari Allah tetapi bagi orang yang insaf
dan sedar setelah menerima teguran maka dia lebih layak untuk mendapat
kemulian dari Allah. - Anakku, jika makanan telah memenuhi
perutmu, maka akan matilah pikiran dan kebijaksanaanmu. Semua anggota
badanmu akan malas untuk melakukan ibadah, dan hilang pulalah ketulusan
dan kebersihan hati. Padahal hanya dengan hati bersih manusia bisa
menikmati lezatnya berdzikir. - Anakku, kalau sejak kecil engkau rajin belajar dan menuntut ilmu. Dewasa kelak engkau akan memetik buahnya dan menikmatinya.
- Anakku,
ikutlah engkau pada orang-orang yang sedang menggotong jenazah, jangan
kau ikut orang-orang yang hendak pergi ke pesta pernikahan. Karena
jenazah akan mengingatkan engkau pada kehidupan yang akan datang.
Sedangkan pesta pernikahan akan membangkitkan nafsu duniamu. - Anakku,
aku sudah pernah memikul batu-batu besar, aku juga sudah mengangkat
besi-besi berat. Tapi tidak pernah kurasakan sesuatu yang lebih berat
daripada tangan yang buruk perangainya. - Anakku, aku sudah merasakan semua benda yang pahit. Tapi tidak pernah kurasakan yang lebih pahit dari kemiskinan dan kehinaan.
- Anakku,
aku sudah mengalami penderitaan dan bermacam kesusahan. Tetapi aku
belum pernah merasakan penderitaan yang lebih susah daripada menanggung
hutang. - Anakku, sepanjang hidupku aku berpegang pada delapan wasiat para nabi. Kalimat itu adalah:
- Jika kau beribadah pada Allah, jagalah pikiranmu baik-baik.
- Jika kau berada di rumah orang lain, maka jagalah pandanganmu.
- Jika kau berada di tengah-tengah majelis, jagalah lidahmu.
- Jika kau hadir dalam jamuan makan, jagalah perangaimu.
- Ingatlah Allah selalu.
- Ingatlah maut yang akan menjemputmu.
- Lupakan budi baik yang kau kerjakan pada orang lain.
- Lupakan semua kesalahan orang lain terhadapmu.
No comments:
Post a Comment