12 April 2022

Showing posts with label Agama. Show all posts
Showing posts with label Agama. Show all posts

28 January 2015

Kumpulan Doa-doa Harian

Bismillaahirrahmaanirrahiim,

Assalamualaikum wr.wb


Doa Sebelum Makan

Allaahumma baariklanaa fiimaarozaqtanaa waqinaa adzabannaar

"Yaa Allah ,, berkahilah kami terhadap apa yang telah engkau rizqikan kepada kami dan jauhkanlah kami dari adzab api neraka" 


Doa Sesudah Makan
Alhamdulillaalladzii ath'amanaa wasaqaanaa waja'alnaa minal muslimiin

" Segala puji bagi Allah yang telah memberi makan dan minum kepada kami dan telah menjadikan kami orang yang berserah diri kepada-Mu" 


Doa Sebelum Tidur
Bismilallaahumma ahyaa wabismikaamuut

" Yaa Allah dengan menyebut nama-Mu aku hidup dan aku mati"


Doa Setelah Bangun Tidur
Alhamdulillaahiladzii ahyaanaa b'adamaa amaatanaa wailaihinnusuur

" Segala puji bagi Allah yang telah menghidupkan kami lagi setelah Ia mematikan kami, dan kepada-Nya lah tempat kembali"


Doa Ketika Akan Bersegama ( bagi yang sudah menikah )
Bismillaahi Allaahumma jannibnassyaithaana wa jannibnissyaithaana maa razaqtanaa

" Dengan menyebut nama Allah, jauhkanlah syetan dari kami dan jauhkanlah syetan dari apa yang Engkau rizqikan kepada kami"


Doa Duduk Diantara Dua Sujud ( ketika sholat , dapat juga di baca kapanpun )
Rabbighfirli warhamni wadzburni warfa'ni warzuqni wahdini wa'afini wafu'anni

" Yaa Tuhan ku, ampuni aku, sayangi aku, cukupkan kekuranganku, tinggikan drajatku, berikan aku rizki, berikanlah aku petunjukmu, berikanlah aku kesehatan, dan maafkanlah aku"


Doa Keselamatan di Dunia dan Akherat
Rabbanaa atinaa fiddunyahasanah wafil akhiratii hasanah waqinaa adzaabannaar

"Ya Tuhan kami, berilah kami kebaikan hidup di dunia dan kebaikan hidup di akhirat, dan jauhkanlah kami dari siksa api neraka "


Doa untuk Kedua Orang Tua
Rabbighfirlii wa liwalidayya warhamhumaa kamaa rabbayaanii shaghiiraa

" Ya Allah, ampunilah dosaku dan dosa kedua orang tuaku, dan cintailah mereka, sebagaimana mereka telah mendidiku sewaktu aku masih kecil"


Doa Memohon Ilmu yang Bermanfaat/ Doa Bekerja / Doa Menuntut Ilmu
Allahumma innii as-aluka 'ilman naafi'an wa rizqan thayyiban wa'amalan mutaqabbalan

" Yaa Allah, Sesungguhnya aku minta kepada-Mu ilmu yang bermanfaat, rezeqi yang halal, dan amal yang diterima"


Doa Tertimpa Musibah
Innalillaahi wa innaa ilaihiraaji'uun. Allaahumma ajirnii foo mushibatii wakhluflii khairan minhaa

" Sesungguhnya kita milik Allah dan akan kembali kepada-Nya. Yaa Allah, dampingi aku dalam musibah ini dan berikanlah ganti yang lebih baik daripadanya"


Doa Keluar Rumah / Bepergian
Bismillahi amantu billah, tawakkaltu ‘alallahi la haula wala quwwata illa billahi-‘aliyyil-‘azim

“Dengan nama Allah aku beriman kepada Allah, aku berserah diri kepada Allah tiada daya dan kekuatan melainkan atas pertolongan Allah yang Maha Tinggi lagi Maha Agung”.


Doa Sewaktu di Atas Kendaraan / Ketika Naik Kendaraan
Bismillahi majreha wa mursaha inna rabbi lagafurur rahim.

“Dengan nama Allah di waktu berangkat dan berlabuh, sesungguhnya Tuhanku benar-benar Maha Pengampun Lagi Maha Penyayang”.


Doa Memohon Terhindar dari Syirik
Allahumma inna na'uudzubika min annusyrika bika syaian na'lamuhu wa nastaghfiruka limaa laa na'lamuhu
" Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari dosa syirik yang aku sadari, dan aku memohon ampunan kepada-Mu dari perbuatan syirik yang tidak aku sadari "

Doa Memohon Keturunan yang Saleh (1)
Rabbi hablii minalladunka dzurriyyatan thayyibatan innaka samii'uddu'aa
" Ya Tuhanku, berikanlah aku anak yang saleh dari sisi-Mu. Sungguh Engkau Maha Pendengan Doa "

Doa Memohon Keturunan yang Saleh (2)
Rabbij'alnii muqiimasshalaati wa min dzurriyyatii, rabbanaa wataqabbal du'a. Rabanaghfirlii wa liwaalidayya wa lilmukminiina yauma yaquumul hisaab
" Ya Tuhanku, jadikanlan aku dan anak cucuku orang orang yang selalu mendirikan shalat. Yaa Tuhan kami, perkenankanlah doaku. Ya Tuhanku, berikan ampunan kepadaku dan kepada ibu bapakku dan semua orang mukmin pada hari penghisaban "

07 October 2014

Bagaimana Keadaan Seseorang Di Dalam Kubur

Rasulullah s.a.w bersabda: “Apabila si mati dikuburkan.., datanglah kepadanya dua Malaikat hitam legam, lagi biru (matanya), salah satu di antaranya disebut dengan nama “Munkar” dan yang satulagi disebut dengan nama “Nakir”, (lalu keduanya mendudukan si mati itu setelah dikembalikan rohnya ke dalam jasadnya) kemudian mereka menyoalnya:”Apa yang pernah engkau katakan mengenai orang ini (Muhammad s.a.w)?” (dan pada satu riwayat oleh Abu Daud:

Mereka bertanya kepadanya: “Apa yang engkau pernah sembah?” Maka kalau Allah memberi hidayah pertunjuk kepadanya, ia akan menjawab dengan berkata: “Aku menyembah Allah!” Kemudian ia ditanya lagi: “Apa yang engkau pernah katakan mengenai orang ini (Muhammad s.a.w)?” (Dan pada satu riwayat yang lain, oleh Abu Daud juga: Mereka menyoalnya dengan berkata: “Siapa Tuhanmu?” Ia menjawab: “Tuhanku ialah Allah!”

Mereka bertanya lagi: “Apa agama mu?” Ia menjawab: “Agamaku ialah Islam!” Mereka bertanya lagi: “Siapa dia orang yang telah diutuskan dalam kalangan kamu)?” Maka kalau si mati seorang yang beriman, ia akan menjawab dengan berkata: “Orang itu (Muhammad s.a.w) ialah hamba Allah dan RasulNya, aku mengetahui serta meyakini bahawa sesungguhnya tiada Tuhan yang berhak disembah melainkan Allah dan bahawa sesungguhnya Muhammad itu ialah hamba Allah dan RasulNya!” Mereka berkata kepadanya:

“Kami sedia mengetahui bahawa engkau mengakui yang demikian”; (Dan pada satu riwayat oleh Abu Daud bahawa Baginda s.a.w bersabda: “Lalu diseru oleh penyeru dari langit katanya: “Sungguh benar hamba-Ku, maka bentangkanlah kepadanya satu hamparan dari Syurga, dan pakaikanlah dia pakaian dari Syurga, serta bukakanlah baginya sebuah pintu ke Syurga”. “Rasulullah s.a.w bersabda lagi: “Lalu datang kepadanya sebahagian dari bau Syurga dan keharumannya ); kemudian dilapangkan kuburnya seluas tujuh puluh hasta persegi, dan diberikan cahaya yang menerangi kuburnya; kemudian dikatakan kepadanya: “Tidurlah!” Lalu ia berkata:

“Bolehkah aku balik kepada keluargaku supaya dapat aku ceritakan kebaikan halku?” Dua Malaikat itu berkata kepadanya: “Tidurlah seperti tidurnya pengantin yang tidak dibangkitkan dari tidurnya melainkan sekasih-kasih ahlinya; Demikianlah halnya sehingga ia dibangkitkan Allah dari tempat baringnya itu. Jika si mati itu seoarang munafik, ia menjawab pertanyaan Malaikat itu dengan katanya: “Aku dengar orang berkata demikian, maka aku pun turut berkata sama; aku tidak tahu benarkah atau tidak”. Lalu dua Malaikat itu berkata:

“Memang kami tahu engkau berkata demikian”; (dan menurut satu riwayat oleh Abu Daud: “Lalu diseru oleh penyeru dari langit katanya: “Sesungguhnya orang itu berdusta maka bentangkanlah kepadanya satu hamparan dari Neraka, dan pakaikanlah dia dari Neraka, serta bukakanlah baginya sebuah pintu ke Neraka”. Rasulullah s.a.w. bersabda lagi:

“Lalu datang kepadanya sebahagian dari bahang Neraka dan udara panasnya) kemudian diperintahkan bumi supaya mengapitnya lalu bumi mengapitnya sehingga berselisih tulang-tulang rusuknya, maka tinggallah ia dalam azab itu terus menerus ke masa Allah bangkitkan dia dari kuburnya.”

13 June 2014

Penerangan Kepada Golongan Wahabi...


Mat Taiko with Haizam Zariman Mohd Yusof
19 hrs · Edited ·

Selepas solat subuh di masjid pagi tadi. Sambil iktikaf dan menghabiskan wirid. Seperti biasa Pak Wahab yang kaki provoke datang duduk kat sebelah.

Pak Wahab : Kamu tahu tak ? Apasal agama Kristian lebih pesat berkembang dari Malaysia ? Sebabnya orang Islam kerjanya jual air jampi, jual air yang dibaca ayat Al Quran.

Aku dengar aje sambil habiskan wirid.

Pak Wahab : Ustaz-ustaz kasi ceramah bagi bayaran tinggi.

Aku dengar aje.

Pak Wahab : Jabatan agama sibuk tangkap orang buat maksiat.

Aku dah habis wirid. Sambil perbetul urat, aku dengar lagi.

Pak Wahab : Gereja orang boleh masuk. Masjid orang kafir tak boleh masuk.

Aku pun menyampuk ... Ada beberapa perkara saya nak tanya Abang.

Pak Wahab terdiam.

Aku : Boleh tak abang BUKTIKAN dakwaan Abang yang agama Kristian lebih berkembang dari agama Islam di Malaysia ?

Pak Wahab : Itu sekarang sedang tersebar di internet, masuk FB, tweeter, Whatsapp. Kamu tak baca ke ?

Aku : Abang orang terpelajar, golongan professional, ada Diploma, ada Degree, ada Master ada PhD. Fikrah Islamik. TAK KAN boleh terus pegang apa yang di publish kat FB ? Abang jga kata nak ikut AL Quran dan Sunnah saja. Selain Al Quran dan Sunnah adalah bida'ah. Facebook tu Al Quran dan Sunnah abang ke ?

Pak Wahab terbeliak biji mata. Mukanya dah merah padam.

Aku : Zaman sekarang, jika hendak buat perbandingan, dan buat kesimpulan darinya. Kenalah KAJI, datangkan bukti dan fakta. Abang ada PhD kan ? Tak kan Abang tak tahu disiplin dalam membuat keputusan dan kesimpulan ? Tak kan abang mudah-mudah percaya apa yang kat Facebook tanpa lihat ANOVA analysis, varian, p-value ? Sebab tu orang cakap, PhD Abang tu PhD beli. Sebab Abang cakap tanpa fakta dan bukti.

Pak Wahab makin merah mukanya.

Aku : Ustaz-ustaz bagi ceramah, minta bayaran tinggi. Betul ke ? Fakta atau auta ? Kalau dia demand, berapa dia demand dan tunjukkan bukti ? Saya pernah jumpa orang yang BUKAN Ustaz, untuk invite dia CAKAP pasal agama, dia minta RM700. Fuiyoooo. Saya pernah jemput seorang Ustaz yang memang betul-betul Ustaz, ada sanad ijazah untuk ceramah agama. Dia tak minta duit pun. Tapi saya bagi dia RM 1500. Dia terkejut. Dia kira duit yang saya beri, dia pulangkan RM 1300 dengan memasukkan duit tu dalam Tabung Masjid. Dia cuma ambil RM 200. Dia cakap kat saya, RM200 tu untuk duit minyak dan toll serta duit makan minum dan beli buah tangan untuk keluarganya. Dia minta HALALkan lagi. So What ?

Abang cakap, orang jual air jampi ayat Al Quran penyebab agama Kristian berkembang. Saya nak tanya Abang, Abang tak jual pun air yaasin, air ruqyah, air zam zam. DAH BERAPA RAMAI orang yang Abang dah Islamkan ?

Pak Wahab terdiam dan tertunduk.

Aku : Apasal Abang diam ? Abang tak jual pun air jampi, air ruqyah, air zamzam, tapi tak ada seorang pun yang Abang Islamkan. INI FAKTA BUKTI, orang tak masuk Islam bukan sebab-sebab yang Abang sebut tu.

Pasal Jabatan agama pergi rush orang buat maksiat.Itu tanggungjawab mereka dalam usaha MENCEGAH MUNGKAR. Ada dalilnya dalam Al Quran Surah Al Imran ayat 104:

“Dan hendaklah ada di antara kamu, sebahagian yang MENGAJAK KEPADA KEBAIKAN DAN MENCEGAH KEMUNGKARAN dan mereka yang bersifat demikian ialah orang-orang yang berjaya.”

ALLAH sifatkan orang sebegini adalah orang yang BERJAYA. Cuba lihat di Singapore, Jabatan Agama mereka tak rush orang khalwat, tak rush orang minum arak. Lihatlah muda-mudi muslim di Singapore, rosak. Duduk di Geylang kalau boleh jumpa perempuan pakai tudung sempurna cukup susah. Itukah yang Abang nak jadi kat negara kita ? Tak ada cegah kemungkaran ?

Abang nak ikut Al Quran dan Sunnah atau nak ikut Facebook ?

Pak Wahab makin terkedu.

Aku : Pasal gereja orang Islam boleh masuk, masjid orang bukan Islam tak boleh masuk. Come on laaa Bang. Jangan jumud sangat. Masjid Negara tu Barrack Obama masuk, OK aje. Ada masalah ke ?

Abang nak tahu tak ?

Pak Wahab : Apa dia ?

Aku : Sebenarnya, apa yang Abang baca kat Facebook tu, dibuat oleh seorang missionary Kristian sebagai psychological warfare untuk memecah belahkan umat Islam. Cara dia ulas tu pun kita dah tahu.

Cuba Abang cek di JAWI dan majlis agama seluruh Malaysia. Betul ke agama Islam ni tak berkembang ?

Cuba tanya Ustaz Mohd Fadli Yusof betul ke dia gagal Islamkan orang di Sabah ? Yang pasti kita tahu, dia berjaya mengIslamkan ramai orang di Sabah dan berjaya buka kampung, bina masjid, buka sistem kehidupan Islam di Sabah.

Abang yang tak jual ayat Al Quran, tak minta duit atas kerja Abang konon2nya, yang tak pergi ikut jabatan agama pergi rush pusat maksiat dan setuju orang kafir masuk masjid, DAH BERAPA orang masuk Islam dan dah berapa kampung Islam dan masjid yang abang dah bina ?

Pak Wahab terus senyap dengan mata yang buntang.

AKU : Ginilah Abang. Sebenarnya, Islam tak berkembang kerana adanya orang-orang yang macam Abang ni.

Bila masuk bulan Rejab, Abang menyalak membida'ahkan sambutan Israk Mikraj. Bila masuk bulan Sya'ban, Abang menyalak membida'ahkan amalan di bulan Sya'ban. Nanti bila masuk bulan Ramadhan, membida'ahkan jumlah rakaat solat terawikh. Bila masuk bulan Syawal, Abang menyalak pasal puasa enam syawal dijamakkan bersama puasa qadak. Zikir berjemaah, sambutan Mawlidur Rasul, Tahlil arwah, menziarahi kubur, itu semua isu khilafiyah yang sudah selesai dibahaskan. Tetapi Abang dan orang yang mentality rendah macam Abang membida'ahkannya. Sedangkan isu-isu tu semua DAH SELESAI dibahaskan oleh alim ulamak muktabar sejak 1000 tahun lepas. Isu khilafiyah. Tapi masih diungkit-ungkit oleh Abang dan orang spesis Abang yang low mentality.

Sebab itulah Islam tak berkembang di tangan Abang dan ditangan orang-orang macam Abang yang kerjanya membida'ahkan orang. Umat Islam lain maju ke depan meninggalkan isu khilafiyah dan aktif mengIslamkan orang, Abang pula ajak orang mundur 1000 tahun ke belakang. Sebab itu Islam tak berkembang di tangan Abang dan TAK ADA orang masuk Islam di tangan Abang. Lebih-lebih lagi Abang sendiri terpedaya dengan posting missionary Kristian di Facebook. Kasihannnnn.

Sekarang, nak GLAMOUR punya pasal. Bawa isu babi halal di makan lak. Come on la. Hadis Arbain Nawawi, Rasulullah SAW kata yang halal itu jelas dan yang haram itu jelas. Jangan ajak orang makan babi. Sebab dah terbukti babi tu najis dalam syariat.

Pak Wahab terus terkedu.

Abang serang. Saya terang.

28 April 2014

Salasilah Nabi / Rasul Muhamad SAW

Kisah-kisah jurai Nabi Ibrahim alaihisalam

http://puteramariam.blogspot.com/








KELUARGA BESAR NABI MUHAMMAD SAW

ORANGTUA
1. Ayah: Abdullah bin Abdul Muththalib (wafat 576 M).
2. Ibu: Aminah Az- Zuriyah binti Wahab (wafat 577 M).
3. Kakek (Ayah Abdullah): Syaibah (Abdul Muththalib) bin Hasyim (wafat 578 M).
4. Nenek (Ibu Abdullah): Fathimah binti Amri Al Muakhzumiyah.
5. Kakek (Ayah Aminah): Wahab bin Abdul Manaf.
6. Nenek (Ibu Aminah): Barrah binti Abdul ‘Uzzah.

ISTRI
1. Khadijah binti Khuwailid (wafat 3 SH).
2. Saudah binti Zam’ah (wafat 23 H).
3. ‘Aisyah binti Abu Bakar (wafat 57 H).
4. Hafshah binti Umar (wafat 45 H).
5. Zainab binti Khuzaimah (wafat 4 H).
6. Hindun binti Abu Umayyah (Ummu Salamah - wafat 57 H).
7. Zainab binti Jahsy (wafat 20 H).
8. Juwairiyah binti Harits (wafat 56 H).
9. Ramlah binti Abu Sufyan (Ummu Habibah - wafat 44 H)
10. Shafiyyah binti Huyay (wafat 50 H)
11. Maumunah (Barrah) binti al-Harits (wafat 50 H)
12. Maria binti Syama’un (Maria al-Qabtiyah - wafat 16 H)

MERTUA
1. Khuwailid bin As’ad dan Fathimah binti Za'idah (orangtua Khadijah).
2. Zam’ah bin Qois dan Syamusy binti Qois bin Zaid An-Najjariiyyah (orangtua Saudah).
3. Abu Bakar As-Shiddiq dan Ummu Ruman binti Amir (orangtua ‘Aisyah).
4. Umar bin Khaththab dan Zaynab binti Madh’un (orangtua Hafshah).
5. Khuzaimah bin Harits dan Hindun binti Auf (orangtua Zainab).
6. Hudzaifah (Abu Umayyah) bin Mughirah dan Atikah binti Amir (orangtua Hindun).
7. Jahsy bin Ri'ab dan Umaymah binti Abdul Muthalib (orangtua Zainab).
8. Harits bin Abu Dhirar (orangtua Juwairiyah).
9. Shakhr bin Harb dan Shafiyah binti Abul Ash (orangtua Ramlah).
10. Huyay bin Akhtab dan Barrah binti Samaual (orangtua Shafiyyah).
11. al-Harits bin Hazm dan Hindun binti Aus (orangtua Maimunah).
12. Syama’un (orangtua Maria).

PUTRA-PUTRI
1. al-Qasim.
2. Zainab (wafat 8 H.).
3. Ruqayyah (wafat 2 H).
4. Ummu Kultsum (wafat 9 H).
5. Fathimah az-Zahra (wafat 11 H).
6. Abdullah. catatan; No 1-6, Anak dari Khadijah.
7. Ibrahim (wafat 10 H). catatan ; No. 7, Anak dari Maria.

MENANTU
1. Utsman bin Affan (suami Ruqayah).
2. Abul ‘Ash bin Rabi' (suami Zainab).
3. Ali bin Abu Thalib (suami Fathimah).

CUCU & CICIT
1. Abdullah bin Utsman.
2. Ali bin Abul ’Ash.
3. Hasan bin Ali (wafat 50 H).
4. Husain bin Ali (wafat 61 H).
5. Ummu Kultsum bin Ali (wafat.75 H).
6. Zainal Abidin bin Husain (wafat 93 H).
No. 6, Cicit.

PAMAN
1. Harits.
2. Abdu Manaf (Abu Thalib - wafat 3 SH).
3. Zubair (Abu Harits).
4. Hamzah (Abu `Umarah dan Abu Ya`la – Islam - wafat 3 H).
5. Abdul al-Uzza (Abu Lahab).
6. Ghaidaq.
7. Muqawwam.
8. Dhirar.
9. `Abbas (Islam - wafat 32 H).
10. Qusam.
11. Abdul Ka`bah.
12. Hajal (Mughirah).

BIBI
1. `Atikah.
2. Umaimah.
3. Baidhak (Ummu Hakim).
4. Barrah.
5. Shafiyyah (ibunda Zubair bin Awam).
6. Arwa.










21 November 2013

Rezeki dari Allah

Kisah sebuah keluarga Ahlullah. 

Sepasang suami isteri selalu mendidik anak mereka bahawa yang memberi rezeki ialah Allah. 

Sebelum makan, mereka akan menyuruh anaknya solat 2 rakaat memohon kepada Allah agar diberikan rezeki. 

Setiap petang apabila pulang dari sekolah, ibunya akan menyuruh anaknya bersolat 2 rakaat dulu seperti biasa. Inilah kebiasaan yang anak itu akan lakukan selama beberapa tahun. Suatu ketika, pada hari pertama, anak pulang dari sekolah dan bersolat 2 rakaat. Selepas solat, dia membuka tudung saji dan nampak makanan yang telah disediakan ibunya lalu terus makan. 

Pada hari kedua, selesai solat, anak itu membuka tudung saji tapi tiada makanan. Lalu dia pergi ke periuk, di situ ada makanan yang telah disediakan ibunya lalu dia pun terus makan. 

Pada hari ketiga, selepas selesai solat, anak itu tidak menjumpai makanan bawah tudung saji dan dalam periuk. Tapi ibunya telah tinggalkan di dalam kabinet dapur. Lalu dia pun terus makan. Begitulah yang berlaku selama beberapa tahun. 

Tapi Allah nak tarbiah anak ini. 

Pada hari berikutnya, si ibu bergegas menghadiri pengkebumian saudaranya dan terlupa untuk memasak makanan anaknya. Selepas saudaranya itu dikebumikan, si ibu bergegas pulang dan di dapati anaknya sedang menunggu di depan pintu sambil tersenyum. Lalu anaknya pun berkata, "Sedap betul lauk ibu masak, tak pernah rasa masakan ibu yang paling sedap macam hari ni." 

Ibunya terdiam lalu bertanya apa telah terjadi. 

Si anak menjawab, "Saya pulang dari sekolah, lepas solat saya turun makan check tudung saji takda makanan. Check kat periuk pun takda. Check kat kabinet dapur pun takda. 

Saya rasa solat saya tadi banyak cacat cela lalu saya bersolat sekali lagi. Selepas tu saya check masih takda makanan kat semua tempat tadi. Mungkin solat saya masih Allah belum terima sebab sebelum ni takda problem pun. Saya pun solat lagi sekali untuk kali ketiga, perbaiki supaya lebih khusyuk dan mohon kepada Allah. Apabila saya turun, makanan telah terhidang di atas meja dan lauk dia yang paling best pernah saya rasa." 

Ibunya masih dapat mencium bau lauk yang wangi itu yang masih melekat dari mulut anaknya. Orang alim bagitau, makanan tersebut Allah hantar cash dari syurga. Ibunya dikisahkan pergi juga ke dapur tapi tiada apa-apa yang dilihat. 

Ganjaran tersebut hanya untuk si anak. Apabila keyakinan kepada Allah 100%, maka di situlah bantuan Allah sampai melalui perantaraan solat seperti yang berlaku pada zaman Nabi s.a.w dan para sahabat r.hum dulu. 

Firman Allah, 

"Dan perintahkanlah keluargamu serta umatmu mengerjakan solat, dan hendaklah engkau tekun bersabar menunaikannya. Kami tidak meminta rezeki kepadamu, Kamilah yang memberi rezeki kepadamu. Dan (ingatlah) kesudahan yang baik adalah bagi orang-orang yang bertaqwa." Taha 20:132 

Hanya Allah Maha Mengetahui.

20 November 2013

Mencuci Kemaluan Dengan Betul Supaya SUCI

Sememangnya, kita mencuci dengan bersih tapi bersih bukan bermakna cara kita tu betul & SUCI. 

Penting untuk kita pastikan diri kita bersih & suci terutamanya di bahagian sulit. Selain untuk menjaga kesihatan ia juga penting untuk memastikan amal ibadat kita seharian di terima. 

Kenapa penting untuk kita bersihkan kemaluan kita dengan betul? 

Ramai orang merasakan diri mereka cukup bagus dengan banyak amal ibadah, bersedekah dan lain lain tetapi masih tidak terlepas dari azab api neraka.
Saidina Abu Bakar pernah hendak menyembahyangkan mayat seorang lelaki tetapi tiba-tiba tersentak dengan suatu benda bergerak-gerak dari dalam kain kafan lelaki itu. Lalu disuruhnya orang membukakannya. 

Alangkah terkejutnya apabila seekor ular sedang melilit kepala kemaluan mayat lelaki itu. 

Saidina Abu Bakar mencabut pedang lalu menghampiri ular tadi untuk membunuhnya. Tetapi ular itu tiba tiba berkata-kata, Katanya” Apakah salah ku kerana aku diutus oleh Allah untuk menjalankan tugas yang diperintahkan” 

Diselidiki amalan lelaki itu semasa hayatnya, jelas dia merupakan orang yang mengambil ringan dalam hal menyucikan kemaluannya setelah selesai membuang air kecil. 

Jadi macam mana kita nak bersihkan diri dengan cara yang betul? Lelaki dan wanita berbeza caranya. Bukan basuh sekadar dengan air dan asalkan bersih je. 

Ada caranya….

kaum lelaki:
Selepas membuang air kecil, disunatkan berdehem dua atau tiga kali supaya air kencing betul betul sudah habis keluar. Lepas itu urutlah kemaluan dari pangkal ke hujung beberapa kali sehingga tiada lagi air kencing yang berada dalam saluran. Kemudian basuhlah dengan air sebersihnya. 

kaum wanita pula: 
Apabila membasuh kemaluannya, pastikan dicucikan bahagian dalam dengan menjolok sedikit dengan jari dan dipusing-pusingkan semasa dilalukan air bersih. Bukan dengan hanya menyimbahkan air semata-mata. 

Jika dengan melalukan air sahaja ia tidak membersihkan bahagian dalam kemaluan wanita yang berbibir-bibir itu.
Betul atau tidak cara kita selama ini ? Kalau yang tak betul tu jom sama sama betulkan supaya diri kita bersih dengan cara yang betul. 

Dijanjikan neraka utk mereka yg tidak menyucikan diri dengan sempurna baik hadas kecil/hadas besar. 

Rasulullah bersabda : "Barang siapa yang menyampaikan 1 (satu) ilmu saja dan ada orang yg mengamalkan, maka walaupun yang menyampaikan sudah tiada (meninggal dunia), dia akan tetap memperoleh pahala..moga semua memperolehnya.

24 October 2013

Keagungan ayat Kursi

Oleh RAMLI ABDUL HALIM
lPENULIS ialah murid tua Madrasah Al-Balaghulmubin Rong Chenak, Tok Uban, Pasir Mas, Kelantan.



ALLAH, tidak ada Tuhan lain yang patut disembah melainkan Allah. Dia iaitu tuhan yang hidup dan berdiri sendiri. Dia tidak pernah mengantuk dan tidak pernah tidur, bagi-Nya apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi. Tidak ada yang sanggup/berupaya memberi syafaat (pertolongan) melainkan dengan izin-Nya jua. Dia mengetahui semua yang telah berlaku dan yang akan berlaku. Tidak ada (makhluk) yang dapat (mempunyai) pengetahuan-Nya kecuali dengan kehendak-Nya. Kursi pemerinthan-Nya meliputi seluruh langit dan bumi. Tidak ada kesulitan bagi-Nya untuk memelihara keduanya (langit dan bumi) dan dia Maha Tinggi lagi Maha Adil.

Demikian bunyi makna ayat Kursi yang merupakan ayat ke-255 daripada 286 ayat dalam surah al-Baqarah, surah kedua selepas surah al-Fatihah dalam susunan surah-surah al-Quran yang mengandungi 114 surat, 30 juzuk 6,236 ayat dengan 4,780 ayat bagi surah-surah Makkiyyah dan 1,456 lagi ayat dalam surah-surah Madaniyyah serta sekitar 1.2 juta huruf al-Quran.

Surah al-Baqarah termasuk dalam bilangan surah-surah Madaniyyah, iaitu surah-surah yang diturunkan di Madinah.

Ayat Kursi mempunyai keagungannya sehingga jika dibaca untuk melawan syaitan dan iblis, nescaya makhluk yang dilaknati oleh Allah SWT itu kerana keangkuhan, kesombongan dan sifat riaknya itu akan terbakar, menjadikan ayat Kursi sangat ditakuti oleh syaitan dan iblis, malah ketika ia diwahyukan kepada Rasulullah SAW seluruh syaitan dan iblis menjadi resah gelisah kerananya.

Ada riwayat mengatakan bahawa ketika membawa wahyu ayat Kursi kepada Rasulullah SAW, malaikat Jibril as. diiringi oleh 40,000 malaikat, manakala ada riwayat lain pula mengatakan Jibril diiringi oleh 80,000 malaikat. Dengan diiringi oleh sedemikian ramai malaikat, maka sudah tentulah ayat Kursi bukan sebarangan ayat, pastinya ada keistimewaan dan kehebatan di sebaliknya.

Sebaik sahaja menerima wahyu ayat Kursi, Rasulullah SAW segera memanggil Zaid bin Thabit untuk menuliskannya.

Pada saat ayat Kursi diwahyukan kepada baginda junjungan besar Nabi Muhammad SAW, syaitan dan iblis menjadi kelam-kabut dan keluh-kesah, malah tidak keruan tanpa diketahui punca yang menyebabkan kejadian begitu.

Lantas ketuanya memerintahkan kepada sekalian syaitan dan iblis menjelajah ke setiap pelosok langit dan bumi bagi mencari punca dan sebab yang menjadikan mereka dilanda kegelisahan dan kepanasan.

Dalam penjelajahan dan penyiasatan yang dibuat, syaitan dan iblis mendapati punca kegelisahan mereka adalah disebabkan daripada bahang panas ekoran turunnya ayat Kursi di Madinah, ayat yang jika umat Islam yang mantap iman dan takwa menjadikannya sebagai senjata melawan syaitan dan iblis, pasti syaitan dan iblis akan tumpas, malah akan terbakar.

Demikianlah betapa agung dan hebatnya ayat Kursi yang patut dijadikan ayat yang semestinya dibaca dalam semua keadaan, kecuali ketika berada di tempat-tempat yang tidak suci.

Rasulullah SAW bersabda yang bermaksud: "Sesiapa membaca ayat Kursi selepas tiap-tiap sembahyang fardu, nescaya Allah mengurniakan mereka hati orang-orang yang bersyukur, amalan orang siddiqin, pahala para nabi dan menghampirkan ke atasnya rahmat dengan limpah kurnia Allah yang mana tiadalah yang menegahnya daripada memasuki syurga selepas mati."

Baginda juga bersabda yang bermaksud: "Tiadalah yang menetap atas amalan membaca ayat Kursi selepas tiap-tiap sembahyang fardu itu melainkan orang-orang siddiqin atau ahli-ahli ibadah" (daripada Ali bin Abi Talib)

Sesungguhnya ada hadis baginda Rasulullah SAW yang menyebutkan bahawa ayat Kursi adalah penghulu kepada ayat-ayat al-Quran. Justeru kenapa kita tidak mengambil kesempatan ini untuk memanfaatkan keagungan dan kehebatan ayat Kursi itu.

Khutbah Terakhir Nabi Muhammad SAW

9 ZULHIJJAH TAHUN 10 HIJRAH, DI LEMBAH URANAH, GUNUNG 'ARAFAH

1. "Wahai manusia dengarlah baik-baik apa yang hendak ku katakan !!! Aku tidak mengetahui apakah aku dapat bertemu lagi dengan kamu semua selepas tahun ini. Oleh itu dengarlah dengan teliti kata-kataku ini dan sampaikanlah ia kepada orang-orang yang tidak dapat hadir di sini pada hari ini.

2. Wahai manusia, sepertimana kamu menganggap bulan ini dan kota ini sebagai suci maka anggaplah jiwa dan harta setiap orang Muslim sebagai amanah suci. Kembalikan harta yang diamanahkan kepada kamu kepada pemiliknya yang berhak.

3. Janganlah kamu sakiti sesiapapun agar orang lain tidak menyakiti kamu pula. Ingatlah bahwa sesungguhnya kamu akan menemui Tuhan kamu dan Dia pasti akan membuat perhitungan atas segala amalan kamu. Allah telah mengharamkan riba', oleh itu segala urusan yang melibatkan riba' hendaklah dibatalkan mulai sekarang.

4. Berwaspadalah terhadap syaitan demi keselamatan agama kamu. Dia telah berputus asa untuk menyesatkan kamu dalam perkara-perkara besar maka berjaga-jagalah supaya kamu tidak mengikutinya dalam perkara-perkara kecil.

5. Wahai manusia, sebagaimana kamu mempunyai hak atas para isteri kamu, mereka juga mempunyai atas kamu. Sekiranya mereka menyempurnakan mereka ke atas kamu maka mereka juga berhak untuk diberi makan dan pakaian dalam suasana kasih sayang.

6. Layanilah wanita-wanita kamu dengan baik! dan berlemah lembutlah terhadap mereka kerana sesungguhnya mereka adalah teman dan pembantu kamu yang setia. Dan hak kamu ke atas mereka ialah mereka sama sekali tidak boleh memasukkan orang yang kamu tidak sukai ke dalam rumah kamu dan dilarang melakukan zina.

7. Wahai manusia, dengarlah bersungguh-sungguh kata-kataku ini. Sembahlah Allah, dirikanlah solat lima kali sehari, berpuasalah di Bulan Ramadhan, tunaikanlah zakat dan harta kekayaan kamu dan kerjakanlah ibadah haji sekiranya mampu.

8. Ketahuilah bahawa setiap Muslim adalah saudara kepada Muslim yang lain. Kamu semua adalah sama; tidak ada seorangpun yang lebih mulia dari yang lainnya kecuali dalam taqwa dan amal soleh.

9. Ingatlah bahawa kamu akan mengadap Allah pada suatu hari untuk dipertanggungjawabkan atas segala apa yang telah kamu lakukan. Oleh itu, awasilah tindak-tanduk kamu agar jangan sekali-kali kamu terkeluar dari landasan kebenaran selepas ketiadaanku.

10. Wahai manusia, tidak ada lagi Nabi atau Rasul yang akan datang selepasku dan tidak akan lahir agama baru. Oleh itu wahai manusia, nilailah dengan betul dan fahamilah kata-kataku yang telah disampaikan kepada kamu.

11. Sesungguhnya aku tinggalkan kepada kamu dua perkara yang sekiranya kamu berpegang teguh dan mengikuti kedua-duanya nescaya kamu tidak akan tersesat selama-lamanya. Itulah Al-Quran dan Sunnahku.

12. Hendaklah orang-orang yang mendengar ucapanku ini menyampaikannya pula kepada orang lain dan hendaklah orang yang lain itu menyampaikannya pula kepada orang lain dan begitu seterusnya.

13. Semoga orang yang terakhir yang menerimanya lebih memahami kata-kataku ini dari mereka yang mendengar terus dariku. Saksikanlah Ya Allah, bahawasanya aku telah sampaikan risalah-Mu kepada hamba-hamba- Mu. "

23 July 2013

Amalan Diangkat Kelangit Melalui 'Check-point'

Menuju Syurga Melalui 7 Lapisan Langit

Satu kisah pada zaman Rasulullah SAW, ada seorang sahabat bernama Mu'az bin Jabal. Beliau mempunyai keistimewaan sebagai seorang yang sangat pintar dan berdedikasi. Allah mengurniakan kepadanya kepandaian berbahasa serta tutur kata yang indah. Dipendekkan cerita, pada waktu Rasulullah SAW berhijrah ke Madinah, Mu'az sentiasa berada bersama Rasulullah sehingga dia dapat memahami al-Qur'an dan syariat-syariat Islam dengan baik. Sehingga akhirnya Mu'az muncul sebagai seorang yang paling ahli tentang al-Qur'an dari kalangan para sahabat. Mu'az juga merupakan salah satu dari enam orang yang mengumpulkan al-Qur'an pada zaman Rasulullah. Maka, diriwayatkan kisah Mu'az bin Jabal bersama Rasulullah SAW tentang Israk dan Mikraj:

Apabila nyawa seorang manusia dicabut oleh Malaikat Maut dengan ketentuan dan perintah Allah SWT, maka segala amalan soleh akan diangkat ke langit, dan dinilai oleh Malaikat sehingga melepasi tingkat-tingkat langit. Nilaian tersebut adalah seperti berikut:


Lapisan Langit Pertama; MENGUMPAT.


Amalan soleh dinilai dari nilai-nilai GHIBAH atau MENGUMPAT. Adakah pernah selama hidup kita, kita mengumpat? Mengumpat pada saudara sendiri, orang sekeliling, pada binatang pun. Semua yang menjadi makhluk Allah SWT, pernah tak kita umpat mereka? Mengumpat; bererti berkata-kata sesuatu yang barangkali mereka yang diumpat itu tidak suka jika dia ketahui apa yang dah katakan. Mengumpat juga bererti mempersoalkan apa yang ditakdirkan oleh Allah SWT pada seseorang. Bukankah kalau kita berkata: 'Erm, dia tu memang. Kuat tidur, sebab tu badan besar.", ini seolah mempersoalkan kenapa orang tu badannya besar, sedangkan itu kejadian Allah SWT. Memang, kekhilafan manusia dijadikan alasan kenapa kita terjerumus dalam maksiat mengumpat ni. Tapi, beranikah kita berdepan dengan perhitungan Allah SWT di akhirat kelak. Jika kita masih bersenang lenang dan berasa bangga dengan perbuatan mengumpat itu, tidak mustahil itu adalah tanda Allah menjarakkan kita dengan rahmat-Nya untuk merasai nikmat iman dengan merasa bersalah pada dosa yang dah dilakukan. Jika kita ada merasai gelisah, tersedar atau terdetik sesal di hati, Alhamdulillah cepat-cepat ucapkan istiqfar, bahawasanya, Dialah yang berkuasa membolak-balik hati kita, menyedarkan kita dari bisikan syaitan. Namun, mengumpat tu kita kena selesaikan juga dengan orang yang kita umpat. Soal diri sendiri; 'sanggup tak nak berdepan dengan orang yang kita umpat dan mengaku kesalahan kita tu?' atau 'sanggup tak kita nak berdepan Allah untuk kita perhitungkan nilai amalan kita tu?'. Fahamkan, apa maksudnya???
Lapisan Langit Kedua; Beramal kerana DUNIA.
Melepasi Lapisan Langit Pertama, Langit Kedua, Malaikat kan menilai amalan kita dari nilai-nilai matlamat DUNIA. Apa saja yang kita buat, matlamat tu kita kena tahu, malah kita kena sedar. Sifat manusia adalah pelupa. Nak-nak lagi dalam cabaran dunia akhir zaman. Cabaran penipuan hasutan syaitan sangat merbahaya. Adakala, kebiasaan kita menjalani hidup dan pendedahan kita dengan hakikat hidup yang tak dikaitkan dengan Allah SWT, tidak mustahil boleh menyebabkan hati kita tak pernah sedar, tak pernah tahu pun yang kita beramal tu bermatlamatkan DUNIA. Allah SWT kan dah berjanji, setiap amalan yang kita niatkan selain dari-Nya, tuntutlah balasan dari apa/mereka yang kita niatkan. Contoh; kita suka orang tu sebab dia baik dan suka tolong dia sebab nak tunjuk kita baik. Amalan tu dah sangat baik, tapi balasan dari Allah tak ada. Sebab Allah kan suruh kita minta dan tuntut balasan dari apa yang kita niatkan iaitu dari kawan kita tu. Faham kan?? Sama saja dalam hal-hal lain. Bekerja, belajar, buat kebajikan. Cuba nilai semula apa tujuannya?? Kalau nak lepas Lapisan Langit Kedua ni, berusahalah untuk sentiasa teguh dengan niat Lillahitaala. Tersalah letak matlamat kadang-kadang bukan menjadi penutup segala usaha untuk membetulkan niat. Itu tanda Allah nak uji supaya kita sentiasa bergantung harap dengan-Nya. Indah bukan??
Lapisan Langit Ketiga; SOMBONG.

Selesai penilaian Lapisan Langit Kedua, bergerak pula ke Lapisan Langit Ketiga. Bertambah lagi debaran. Lepas ke tak ni?? InsyaAllah kalau kita dijauhi daripada sifat SOMBONG atau BANGGA DIRI, tak da masalah. Oleh kerana, syaitan tu dah bersumpah akan menyesatkan anak cucu Nabi Adam a.s. Jadi, dia akan cuba sedaya upaya, sehalus mungkin dengan perancangan jahatnya yang adakala kita tak sedar pun itu satu bentuk hasutan syaitan. Jika kita tak berpegang dengan Tauhid Allah, tak amalkan apa yang disyariatkan Allah dan tak berakhlak mulia, mudah kita tertipu dengan agenda syaitan tadi. Orang selalu cakap dunia ini selalu menipu, buat apa nak sombong. Sebenarnya dunia ini milik Allah, dia tak pernah nak bantah pun perintah Allah, apatah lagi nak menipu. Jadi yang menipu tu syaitan. Sombong, bangga diri. Sifat yang terang-terang kelihatan. Contoh; seorang ternama dan ramai pula sukakannya. Apabila dah popular dan tidak bersyukur dengan nikmat Allah, sifat sombong dan bangga diri pun terserlah. Maka, mulalah timbul rasa bangga pada diri. Beringatlah wahai hati, sifat SOMBONG itu kan ciri-ciri syaitan laknatullah. Sombongnya dia melawan perintah Allah hanya kerana dia diciptakan dari api. Jangan melawan TUAN kerana SOMBONG itu adalah hak mutlak Allah. Buktinya, banyak ayat-ayat al-Qur'an; 'Akulah yang berkuasa" dan sebagainya. Jangan pula cakap; 'Akulah yang paling popular!'. Pendek kata jangan sombong. Orang yang menolak ayat-ayat kebenaran Allah SWT juga adalah orang yang sombong. Sama-sama kita mohon perlindungan Allah SWT.
Lapisan Langit Keempat; UJUB.

Setelah berjaya melawan sifat sombong dan bangga diri, amalan soleh itu berjaya diangkat ke Lapisan Langit Keempat. Malaikat akan menilai unsur-unsur UJUB. Sifat inilah paling merbahaya. Bila kita tahu akan sifat-sifat sombong yang jelas kelihatan dan sekaligus menampakkan kerendahan akhlaknya terhadap nikmat yang Allah SWT berikan padanya. Jadi, kita perlu mahu berakhlak baik dan berusaha tidak sombong dengan apa yang kita ada. Namun, syaitan tetap memainkan peranannya dalam merosakkan akhlak anak cucu Adam a.s. Lalu dia bisikkan dalam hati; 'Cantik juga ya kalau kenakan tudung ni. Saya tak sombong, saya cuma mahu kelihatan cantik. Nanti pasti orang sukakan saya'. Tahukah kita bahawa, perlakuan itu bukan lagi sombong tapi ia adalah sifat ujub. Ia wujud diam-diam dalam hati. Ujub adalah sifat keji yang sangat halus. Berbeza dengan sombong tadi. Sifat ujub tidak terang-terang kelihatan seperti sifat sombong. Jadi, nampak macam baik sikit dari sombong. Tapi, sifat inilah yang menjadi punca penyakit hati. Bahayanya kerana orang tak tahu, kalau orang tahu, senang orang nak tegur, perli, kritik atau apa saja. Sehingga akhirnya, tuan punya badan pun tak tahu yang itu adalah penyakit ujub. Subhanallah. Macamana ciri-ciri sifat ini ya? Cirinya, kita berasa hairan diri. Kita hairan yang kita boleh buat, kita hairan dengan apa yang kita ada. Ada juga halnya yang menyebabkan perkara ini berlaku adalah disebabkan orang lain. Contoh yang paling ketara kita boleh lihat pada penggunaan facebook. Rata-rata ustaz, ustazah dan ilmuan juga pendakwah sudah pun mengeluarkan kenyataan teguran dan pesanan kepada pengguna facebook. Pesanan supaya tidak mengeluarkan dan menayangkan gambar-gambar 'cantik' mereka di facebook. Sungguh! Memang tak ada sifat sombong, yang terang ada tertulis komen pada photo tersebut. Tapi, komen-komen mesra tuan photo bersama teman-teman (lebih-lebih lagi berlainan jantina) sedikit sebanyak menyumbang kepada timbulkan perasaan UJUB ini. Ia terlalu subjektif dan halus untuk dibuktikan. Anda nilailah sendiri. Bagaimana pula kita yang menjadi penyumbang yang menyebabkan orang lain pulak berasa hairan pada dirinya sendiri?? Fikir-fikirkan.
Lapisan Langit Kelima; HASAD DENGKI.
Baiklah, apabila amalan soleh itu bebas daripada sifat ujub, Malaikat di Lapisan Langit Kelima ini akan menilai amalan soleh tadi dari sifat HASAD dan DENGKI. Hasad dengki adalah perasaan khianat seorang kepada orang lain dan berusaha untuk mehilangkan nikmat itu daripada orang yang dikhianatinya. Contoh; Kita belajar berkumpulan dalam satu kelas. Apabila ada kawan kita melebihi kita, kita mula merasa tidak senang dengan kelebihan itu. Bukan takat tak senang, fikir pula bagaimana nak buat orang itu jatuh. Orang yang berhasad dengki ini terang-terang dah kalah dengan hasutan syaitan. Dan kita fikir perkara yang memulakan seorang itu boleh timbulnya hasad dengki adalah daripada perasaan syak wasangka atau bersangka buruk pada seseorang atau sesuatu. Ia diibaratkan anai-anai yang makan kayu. Diam-diam, habis roboh rumah.


Ada satu kisah, dalam sebuah majlis ilmu, ketika Rasulullah SAW berkumpul bersama para sahabat, tiba-tiba baginda berkata,"Wahai para sahabatku, sebentar lagi akan datang seorang ahli syurga." Telah diyakini kata-kata Rasulullah adalah wahyu Allah, dan benar lagi dibenarkan. Maka para sahabat tertanya dan tertunggu-tunggu siapakah ahli syurga itu. Kemudian datanglah Sa'ad bin Abi Waqash, pemuda yang dimaksudkan oleh Baginda. Maka, lahirlah perasaan 'cemburu' dan ingin tahu seorang sahabat ini. Kenapa Rasulullah mengatakan pemuda itu adalah ahli syurga? Apakah amalannya? Maka dia pun mohon izin untuk bermalam di rumah Sa'ad bin Abi Waqash. Apa yang dilihat oleh sahabat ini adalah Sa'ad bin Abi Waqash tidak mempunyai ibadah istimewa yang dilakukannya. Yang ada cuma, ibadah yang wajib sahaja, solat malam pun tak ada. Lalu sahabat pun bertanya kepada Sa'ad bin Abi Waqash. Maka, beliau pun berkata, "Mungkin yang menjadikan aku sebagai ahli syurga seperti yang dikatakan oleh Rasulullah kerana aku tak pernah sedikit pun hasad dengki bahkan tiada niat untuk hasad dengki. Setiap malam aku akan memaafkan kesalahan semua orang sebelum aku tidur." Bermakna, tak ada pun waktu yang dia nak bersangka buruk pada orang lain. Seronokkan?
Lapisan Langit Keenam; TIADA BELAS KASIHAN pada orang lain.

Amalan soleh itu suci bersih daripada sifat hasad dengki, terus melepasi ke Lapisan Langit Keenam. Pada lapisan ini, Malaikat akan menilai amalan soleh dari nilai BELAS KASIHAN. Jika amalan itu tiada belas kasihan, maka tiadalah sifat kasih sayang pada orang lain. Hatta pada binatang juga. Maka berlakulah zalim mengzalimi. Macamana amalan soleh itu dapat melepasi 5 lapisan yang dinilai bermacam-macam nilai mazmumah tadi, tidak mengumpat, tidak sombong, tidak ujub apatah lagi tidak berhasad dengki. Tapi, apabila sampai pada lapisan keenam ini amalan yang dibawa itu tiada sifat belas kasihan. Pelikkan? Inilah keindahan Islam. Islam yang syumul. Sebagai contoh; beribadat, bermujahadah melawan nafsu, berpuasa sepanjang tahun, solat sepanjang malam dan siang, zuhud, qana'ah dan macam-macam lagi. Tapi, apabila seseorang alim ini cuma kisahkan tentang hidup dan amalannya saja. Sebenarnya, dia sudah terlepas dari sifat belas kasihan ini. Berusahalah dia untuk sentiasa jadi baik, maka bermujahadahlah dia melawan nafsu sendirian. Pada masa yang sama, dia tidak hiraukan masalah orang lain disekelilingnya, ahli keluarganya yang barangkali tak pernah ada peluang nak berusaha atau nak ada ilmu untuk bermujahadah lawan nafsu 'dunia'. Bukahkan ini zalim namanya? Maka, kalau inilah caranya nak melawan segala sifat-sifat mazmumah yang di atas-atas tadi, amalan soleh itu tidak akan berjaya sampai ke Lapisan Langit yang terakhir. Alangkah ruginya.
Lapisan Langit Ketujuh; KEMAHSYURAN.

Berjaya melawan segala bentuk cabaran untuk melepasi Lapisan Langit Terakhir. Tak mengumpat, tak sombong, tak ujub, tak hasad, tak matlamatkan dunia, dan penuh belas kasihan dan kasih sayang, akhirnya amalan soleh dinilai oleh malaikat dari nilai-nilai KEMAHSYURAN. Apakah ini? RIAK! Ini pun masalah yang cukup besar. Kalau tadi ujub tersembunyi dalam hati, nampak baik. Tapi riak pulak lain caranya. Semua sudah cukup, sempurna! Tetapi, menyedari akan kasih sayang Allah itu meliputi segala bentuk nikmat-Nya. Kaya dan miskin. Senang dan susah. Payah dan mudah. Maka, nak jadi baik, IKHLAS kerana Allah SWT, tak semudah seperti yang dibicarakan. Amalan soleh.. Adakah masih ada sifat riak padanya? Sesungguhnya manusia itu tidak pernah lepas dari bisikan syaitan kecuali dengan pertolongan Allah. Seperti yang diceritakan, Nabi Adam a.s. ketika dia diturunkan dari syurga ke bumi juga kerana kelalainya pada Allah dan kalah dengan bisikan syaitan. Syaitan cuba membisikan 'cerita yang baik' sebagai hasutannya yang paling halus. "Tuhan kamu tidak melarangmu daripada mendekati pohon ini melainkan supaya kamu berdua tidak menjadi malaikat atau menjadi orang yang kekal (dalam syurga). Dan dia (iblis) bersumpah kepada keduanya, "sesungguhnya aku adalah termasuk orang-orang yang memberi nasihat." (Al-A'raaf:20-12)
Sedangkan Nabi Adam a.s di dalam syurga Allah takdirkan terpedaya dengan hasutan syaitan, apatah lagi kita ini manusia biasa. Mampukah kita bertahan dan berjuang memelihara segala amalan soleh daripada diketahui ramai sehingga boleh menimbulkan riak? Jangan bersedih. Allah kan ada. Kembali berharap kepada Allah dan yakinlah dengan Rasulullah SAW.
Setelah amalan soleh berjaya melepasi ketujuh-tujuh lapisan langit tersebut, ia diiringi oleh ribuan malaikat pergi menghadap Allah SWT. Amalan soleh itulah adalah terbaik kerana berjaya melepasi kesemua lapisan langit, namun kebaikan pada amalan tersebut akan tetap dinilai oleh Allah SWT kerana Dia lebih mengetahui. Maka Allah akan menilai amalan soleh tu dilakukan adalah benar-benar IKHLAS demi Allah. Setelah benar-benar dilakukan IKHLAS kerana Allah SWT dan dengan Rahmat-Nya, akhirnya Allah mengizinkan pahala diberi dan dimasukkan ke dalam syurga. Alhamdulillah.. ..Ehsan BPR

16 April 2013

Kaedah Mengetahui Keadaan Arwah di Dalam Kubur

Kata Hafiz bin Sakbawi, seorang perempuan telah datang kepada Hassan Al Basri. Dia meminta kepada Hassan Al Basri supaya diberikan cara bagaimana untuk melihat keadaan anak perempuannya. Maka, Hassan al Basri telah menggariskan cara cara nya seperti berikut. :


” Semasa solat Isyak, setiap rakaat haruslah dibacakan surah At Takathur sebanyak sekali, kemudian terus baring untuk tidur, sambil berselawat kepada nabi Muhamad sehingga tertidur, sambil berniat ditunjukkan keadaan arwah”.


Dengan nama Allah, Yang Maha Pemurah, lagi Maha Mengasihani.


Kamu telah dilalaikan (daripada mengerjakan amal bakti) oleh perbuatan berlumba-lumba untuk mendapat dengan sebanyak-banyaknya (harta benda, anak-pinak pangkat dan pengaruh), -


Sehingga kamu masuk kubur.


Jangan sekali-kali (bersikap demikian)! Kamu akan mengetahui kelak (akibatnya yang buruk semasa hendak mati)!


Sekali lagi (diingatkan): jangan sekali-kali (kamu bersikap demikian)! Kamu akan mengetahui kelak (akibatnya yang buruk pada hari kiamat)!


Demi sesungguhnya! Kalaulah kamu mengetahui - (apa yang kamu akan hadapi) - dengan pengetahuan yang yakin, (tentulah kamu akan mengerjakan perkara-perkara yang menjadi bekalan kamu untuk hari akhirat).


(Ingatlah) demi sesungguhnya! - Kamu akan melihat neraka yang marak menjulang.


Selepas itu - demi sesungguhnya! - kamu (wahai orang-orang yang derhaka) akan melihatnya dengan penglihatan yang yakin (semasa kamu dilemparkan ke dalamnya)!

 
Selain dari itu, sesungguhnya kamu akan ditanya pada hari itu, tentang segala nikmat (yang kamu telah menikmatinya)! 



Insya ALLAH. Diharap dengan pengamalan ini dapat memberikan sedikit sebanyak gambaran arwah yang kita sayangi di alam arwah. Kalo mereka menderita, sedekahkan fatihah untuk meringankan siksa mereka.

02 April 2013

Bolehkah Berkahwin Dengan Penzina?

http://halaqah-an-nur.blogspot.com


HUKUM BERKAHWIN DENGAN PENZINA


ٱلزَّانِي لاَ يَنكِحُ إِلاَّ زَانِيَةً أَوْ مُشْرِكَةً وَٱلزَّانِيَةُ لاَ يَنكِحُهَآ إِلاَّ زَانٍ أَوْ مُشْرِكٌ وَحُرِّمَ ذٰلِكَ عَلَى ٱلْمُؤْمِنِين

“Lelaki zina tidak boleh menikah kecuali dengan penzina perempuan atau dengan perempuan musyrik, dan perempuan zina tidak boleh menikah kecuali dengan lelaki penzina atau lelaki musyrik, dan yang demikian itu diharamkan bagi orang-orang mu’min” (an-Nur : 3)

Adakah sah perkahwinan dengan penzina?
Berdasarkan ayat 3 di dalam Surah an-Nur, ulama salaf telah berselisih pendapat dalam hal ini kepada dua pendapat:

1. Diharamkan menikahi penzina, ia diriwayatkan daripada 'Ali, Al-Bara', 'Aisyah dan Ibn Mas'ud radhiallahu 'anhum ajma'in.
2. Dibenarkan menikahi penzina. Ini diriwayatkan daripada Abu Bakar, 'Umar, Ibn 'Abbas, dan ini merupakan pendapat majoriti ulama'. Inilah jua pendapat ulama' mujtahid empat mazhab.

  • Dalil pendapat pertama:
1. Mereka mengharamkan pernikahan dengan penzina berdasarkan zahir ayat


﴿الزاني لاَ يَنكِحُ إِلاَّ زَانِيَةً أَوْ مُشْرِكَةً﴾. Mereka menerangkan: Sesungguhnya ayat ini pada zahir merupakan ayat keterangan dan pada hakikatnya ia menunjukkan larangan dan pengharaman (menikahi penzina) berdasarkan dalil pada penghujung ayat tersebut:
﴿ وَحُرِّمَ ذٰلِكَ عَلَى ٱلْمُؤْمِنِينَ﴾ “Hal ini diharamkan ke atas orang mukminin”.


2. Diriwayatkan 'Ali radhiallahu 'anhu berkata: Apabila seorang suami berzina, maka dia hendaklah dipisahkan daripada isterinya, dan apabila seorang isteri berzina, dia hendaklah dipisahkan daripada suaminya. Mereka jua menggunakan hadis Marsad sebagai dalil.

Imam Ibn Kathir membawakan pendapat Imam Ahmad bin Hanbal:
Daripada ayat ini, Imam Ahmad berpendapat bahawa tidak sah pernikahan seorang lelaki yang baik dengan perempuan zina selagi mana perempuan itu terus dengan sifat kejinya melainkan apabila dia telah bertaubat. Seandainya dia telah bertaubat, maka sah menikahinya, jika dia belum bertaubat, tidak sah menikahinya. Begitu juga, tidak sah pernikahan seorang wanita yang baik dengan lelaki penzina sehinggalah lelaki itu bertaubat dengan sebenar-benar taubat. Ini berdasarkan firman Allah:” Diharamkan hal ini kepada orang beriman”.

  • Dalil pendapat kedua (majoriti ulama'):

1. Dihikayatkan daripada 'Aisyah radhiallahu 'anha bahawa Rasulullah sallallahu 'alaihi wasallam ditanya tentang seorang lelaki yang telah berzina dan mahu menikahi perempuan yang telah dia zinai. Diriwayatkan baginda sallallahu 'alaihi wasallam bersabda: Awalnya adalah penzinaan, dan akhinya adalah pernikahan. Sesuatu yang haram tidak akan mengharamkan sesuatu yang halal.
[Takhrij al-Kasyaf : 2/419,pada sanadnya terdapat perawi bernama Uthman bin Abdul Rahman. Ibn Hibban berkata dia meriwayatkan riwayat palsu daripada perawi thiqah. Tidak boleh berhujah dengannya]


2. Diriwayatkan daripada Ibn 'Abbas radhiallahu 'anhuma, beliau ditanya tentang hal tersebut lalu beliau menjawab: Awalnya ialah zina, dan akhirnya ialah nikah.
[Imam al-Baihaqi dalam as-Sunan as-Saghir, Kitab an-Nikah: 1103]


Di dalam kitab-kitab tafsir dinukilkan pelbagai pendapat ulama’ dalam memahami ayat 3 dari Surah An-Nur ini. Secara ringkasnya, ia boleh dibahagikan kepada tiga pendapat yang besar iaitu:

  • Pendapat pertama: Yang dimaksudkan “Tidak bernikah” dalam ayat di atas ialah seorang lelaki yang terus menerus berzinatiada kecenderungan untuk menikahi perempuan muslimah yang solehah, sebaliknya dia lebih tertarik kepada perempuan fasiq yang keji atau perempuan musyrik. Begitu juga, kebiasaannya, perempuan yang fasiq lagi keji tidak tertarik untuk menikahi lelaki yang soleh dan beriman, sebaliknya dia lebih tertarik untuk menikahi yang sepertinya jua ialah lelaki jahat dan musyrikin. Inilah yang biasa berlaku.
  • Pendapat kedua: Yang dimaksudkan “Tidak bernikah” dalam ayat di atas ialah tidak melakukan persetubuhan haram.
Ia bermaksud seorang lelaki penzina tidak akan berzina melainkan dengan perempuan penzina atau pun perempuan musyrik. Ini merupakan pendapat yang dipegang oleh ‘Abdullah bin ‘Abbas radiallahu ‘anhuma dan anak-anak muridnya.

  • Pendapat ketiga: Yang dimaksudkan “Tidak bernikah” dalam ayat di atas bermaksud tidak berkahwin.
Antara ulama yang berpegang pada pendapat ini ialah Imam al-Qurthubi dan az-Zujaj. Imam al-Qurthubi membawakan perkataan az-Zujaj yang membantah pendapat kedua. Az-Zujaj berkata:


لا يعرف النكاح في كتاب الله تعالى إلا بمعنى التزويج.
“Tidaklah diketahui maksud perkataan nikah dalam kitab Allah melainkan ia bermaksud perkahwinan.”


Dalil:
Terdapat beberapa riwayat yang menyokong pendapat ketiga:


1. Riwayat pertama:.

‘Amru bin Syuaib meriwayatkan daripada ayahnya, daripada Marsad bin Abu Marsad al-Ghanawi. Marsad merupakan seorang lelaki yang gagah perkasa. Dia sering membawa banduan pergi dari Mekah ke Madinah. Satu hari, aku mahu membawa seorang lelaki pergi. Ketika itu di Mekah terdapat seorang pelacur bernama ‘Anaq’. Pelacur tersebut merupakan kawan kepada Marsad. Pelacur itu keluar dan melihat ada bayang-bayang pada dinding. Pelacur itu berkata: Siapa ini? Adakah ini Marsad. Selamat datang wahai Marsad. Wahai Marsad, datanglah dan tidur di tempat kami malam ini. Marsad menjawab: Sesungguhnya Allah telah mengharamkan zina. Pelacur itu pun berkata: Wahai penghuni khemah! Inilah orang yang membawa lari banduan kamu dari Mekah ke Madinah. Aku pun terus melarikan diri ke bukit Khandamah. Lapan orang lelaki berusaha memburu aku. Mereka pun tiba (di tempat aku bersembunyi) sehingga mereka berdiri betul-betul di atas tempat aku bersembunyi. Mereka kencing sehingga air kencing itu terkena pada aku. Akan tetapi Allah telah membuatkan mereka tidak dapat melihat aku. Aku pun pergi kepada sahabat aku (iaitu banduan tersebut) dan membawanya ke (Madinah). Apabila aku tiba di Al-Arak, aku pun membuka rantai yang mengikatnya. Aku pergi menemui Rasulullah sallallahu ‘alaihi wasallam dan berkata: Ya Rasulullah, bolehkah aku menikahi ‘Anaq? Rasulullah sallallahu ‘alaihi wasallam mendiamkan diri, lalu turunlah ayat: ((Perempuan zina tidaklah ada yang menikahinya kecuali lelaki penzina atau lelaki musyrik)) (an-Nur : 3)
[Riwayat Imam an-Nasaie dalam al-Sunan al-Kubra, Kitab an-Nikah, Bab Pengharaman Menikahi penzina : 5156. Shaikh al-Albani menyatakan isnadnya hasan, lihat Sahih an-Nasai'e]


2. Riwayat kedua:

'Abdullah bin 'Amru meriwayatkan bahawa seorang lelaki daripada kaum Muslimin telah meminta keizinan Rasulullah sallallahu 'alaihi wasallam untuk menikahi seorang perempuan bernama 'Ummu Mahzul'. Perempuan tersebut merupakan seorang perempuan zina, dan perempuan itu memberikan syarat agar dia diberikan nafkah. Lelaki itu pun memohon keizinan Rasulullah sallallahu 'alaihi wasallam ataupun menceritakan hal itu kepada baginda sallallahu 'alaihi wasallam? Lalu Rasulullah sallallahu 'alaihi wasallam pun membacakan ayat : Perempuan zina tidaklah ada yang menikahinya kecuali lelaki penzina atau lelaki musyrik (an-Nur : 3)

[Musnad Ahmad, Musnad 'Abdullah bin 'Amru: 6300. Ulama' hadis berbeza pendapat tentang status hadis ini. Shaikh Ahmad Syakir menyatakan: Isnadnya dhaif]

Sebahagian ulama' pula menyatakan ayat ini telah dimansukhkan oleh ayat surah an-Nur ayat 32. Ini merupakan pendapat Sa'id bin al-Musayyib rahimahullah.

Bagi mereka yang mahu menikahi seseorang yang pernah berzina dengan niat untuk membimbing mereka kembali ke jalan yang lurus..


1) Sebaiknya, hendaklah dipastikan pelaku zina tersebut benar-benar bertaubat, barulah dinikahinya.
2) Jika tidak seeloknya tidak dilakukan. Jalan dakwah sangat luas, jangan ditempuh jalan yang berisiko kepada diri kita dan keluarga kita. Mahukah kita melihat anak-anak kita dididik oleh ibu atau ayah yang terus melakukan kegiatan penzinaan itu? Ia akan memberikan impak yang sangat negatif khususnya kepada anak-anak.

Bagi pasangan yang bernikah, lalu mendapati bahawa sebenarnya pasangan mereka di masa lampau pernah berzina..

  • Maka lihatlah siapa dia sekarang, dan bukan siapa dia di masa yang lalu. Kita menikahinya kerana kesolehannya, kebaikan agamanya sekarang, dan bukan kerana kisah-kisah yang lalu. Apa yang penting ialah siapa dia pada masa kini, sejarah hitamnya hendaklah dilupai. Tiada manusia yang tidak pernah melakukan kesilapan.
  • Majlis Fatwa dibawah seliaan Dr. Abdullah Faqeh menyatakan:
Adalah haram menyebarkan khabar angin bahawa seorang perempuan itu pernah berzina. Ini kerana seorang Muslimah dikira suci melainkan terdapat bukti menunjukkan sebaliknya. Bahkan, jika terbukti dia pernah berzina, anda hendaklah menutup keaibannya.
  • Seandainya dia mengaku pernah berzina, atau terdapat bukti-bukti yang kukuh dia pernah berzina, dan dia tidak memaklumkan hal itu kepada anda sebelum perkahwinan. Maka anda berhak memilih antara dua pilihan di bawah:
1. Menjaganya dengan elok, menasihatinya untuk bertaubat dan hendaklah menutup aibnya. Ini adalah pilihan yang lebih baik seandainya anda berharap untuk meneruskan kehidupan yang bahagia dengannya, dan melupakan semua yang telah berlaku. Apatah lagi jika anda yakin dia akan berubah menjadi lebih baik.

2. Berpisah dengan cara yang elok. Pilihan kedua ini lebih baik jika anda berasa bahawa anda akan asyik terfikir kisah-kisah lampaunya, ataupun jika anda melihat tiada harapan untuk dia bertaubat.

http://www.islamweb.net/emainpage/index.php?page=showfatwa&Option=FatwaId&Id=82156

Jika seseorang pernah berzina di masa lalu, dan dia telah bertaubat. Perlukah dia memberitahu hal itu kepada calon suami atau isterinya?

Tidak perlu, sebaliknya dia hendaklah bertaubat, dan menutup keaibannya. Ini berdasarkan dalil di bawah:

Abu Hurairah radhiallahu 'anhu berkata: Aku mendengar Rasulullah sallallahu 'alaihi wasallam bersabda: Setiap umat ku akan dimaafkan kecuali golongan yang menyebarkan (tentang dosa-dosa yang mereka lakukan). Sesungguhnya antara perbuatan al-Mujaharah ialah seseorang melakukan dosa di waktu malam, dan Allah telah menutup dosanya (daripada diketahui orang lain), lalu orang tadi di waktu pagi berkata: Ya Fulan! Aku telah melakukan itu dan ini semalam. Sesungguhnya dia telah tidur dalam keadaan Tuhannya menutupkan dosanya itu, tetapi dia bangun pada waktu pagi lalu membuka apa yang telah Allah tutupkan. [Sahih al-Bukhari : 5721 dan Muslim : 2990]
(Fatwa terperinci di sini: http://islamqa.info/en/ref/42992 dan di sini http://islamqa.com/en/ref/127587)


Rujukan:
Al-Jami' Li Ahkam al-Quran, Imam al-Qurtubi, www.altafsir.com
Tafsir al-Quran al-Azhim, Imam Ibn Kathir, www.altafsir.com
Rawai' al-Bayan, Shaikh Muhammad bin Ali al-Sobuni, http://www.almeshkat.net
Fatwa Centre, www.islamweb.net
Islam: Sual wa Jawab, www.islamqa.com

25 March 2013

7 Maqam Ilmu dinilai dari niatnya

Petikan dari - Chef Li - http://www.amalsogeh.com/

Bagi memahami adab mengajar dan adab belajar,Kitab Bidayatul Hidayah karangan Imam Al Ghazali ra merupakan kitab rujukan terbaik yang banyak diberi berkat oleh Allah swt. Ia menghurai pokok ajaran Ihya Ulumiddin dan kemudian dihurai pula dengan kitab Hidayatul Salikin.


Tujuh maqam ilmu dinilai dari niatnya:


Imam Abdullah bin al Mubarak ra telah meriwayatkan dalam kitab Al Zuhd dengan sanad beliau daripada Khalid bin Maadan yang berkata kepada Muaz r.a:

Wahai Muaz r.a! Kisahkanlah kepadaku satu hadis yang pernah engkau dengar daripada Rasulullah saw.
Khalid bin Maadan bercerita: “Muaz r.a menangis sehingga aku sangka tidak akan berhenti kerana lamanya…tetapi akhirnya Muaz r.a berhenti juga daripada tangisannya… kemudian Muaz r.a berkata: Aku mendengar Rasulullah saw pernah bersabda kepadaku”:
Sabda Rasulullah SAW: “Wahai Muaz! Sebenarnya aku mahu berpesan kepada kamu jikalau engkau mampu memeliharanya pasti ia akan memberi manfaat kepada engkau di sisi Allah tetapi jika engkau mensia-siakannya dan tidak memeliharanya maka akan terputuslah hujjahmu di hadapan Allah pada hari kiamat nanti.

Wahai Muaz! Sesungguhnya Allah SWT telah menjadikan tujuh orang malaikat sebelum ia menciptakan langit dan bumi. Kemudian ditentukanNya pada setiap langit satu malaikat untuk menjaga pintunya.


1. Lalu naiklah malaikat Hafazhah membawa amalan seseorang hamba yang dilakukannya mulai dari pagi sampai ke petang. Pada amalan tersebut terdapat Nur bagaikan cahaya matahari, sehingga menyangka bahawa amalan itu amat bagus. Apabila sampai ke langit yang pertama. Malaikat penjaga langit pertama itu berkata kepada Hafazhah:
“Pukulkan amalan ini ke muka orang yang mengerjakannya. Akulah malaikat penjaga ghibah (mengumpat). Allah telah menyuruhku supaya aku tidak membiarkan amalan orang yang mengumpat orang lain itu dapat melalui pintu langit jagaan ku untuk terus naik ke langit kedua.”


2. Kemudian malaikat Hafazhah membawa pula amalan seseorang hamba, kali ini berjaya melepasi langit pertama. Ia menyangka amalan itu sangat baik (Lantaran berjaya melintasi langit yang pertama, kerana pengamalnya tidak mengumpat orang). Namun apabila sampai ke pintu langit kedua malaikat penjaga pintu itu berkata:
“Berhenti kamu di situ hai hafazah, pukulkan amalan ini ke muka orang yang mengerjakannya kerana ia mengharapkan keuntungan dunia dari amalan ini. Allah telah menyuruhku supaya aku tidak membiarkan amalan orang seperti ini melintasi aku untuk terus naik ke langit ketiga. Selain daripada itu ia juga suka disanjung dan dirai di dalam majlis orang ramai. Akulah juga malaikat penjaga kebesaran.”


3. Kemudian naik pula malaikat Hafazhah membawa amalan seseorang hamba yang penuh sinaran dan cahaya daripada pahala sedekah, sembahyang dan puasa. Malaikat Hafazhah merasa kagum melihat keindahan amalan tersebut lalu ia membawa amalan itu (melintasi langit yang pertama dan kedua dengan mudah). Namun apabila sampai ke pintu langit ketiga ia ditahan oleh malaikat penjaga langit ketiga itu:
“Berhenti kamu di sini dan pukulkan amalan ini ke muka orang yang mengerjakannya. Akulah malaikat takbur dan sombong. Allah memerintahkan aku supaya tidak membenarkan amalan orang yang takbur dan sombong dapat melintasiku.”


4. Kemudian naik pula malaikat Hafazhah membawa amalan seseorang hamba. Amalan itu bersinar-sinar seperti bintang yang bergemerlapan. Baginya suara tasbih bersatu dengan pahala sembahyang, puasa, haji dan umrah. Para malaikat Hafazhah berjaya membawa amalan itu sehingga sampai ke pintu langit yang keempat. Namun berkata malaikat penjaga langit keempat itu:
“Berhenti kamu di sini dan pukulkan amalan ini ke muka, belakang dan perut orang yang mengerjakannya. Akulah malaikat ujub. Allah menyuruhku supaya tidak membiarkan amalan orang yang ujub dapat melintasiku. Ia beramal adalah dengan dorongan perasaan ujub, yakni sangat bangga terhadap dirinya sendiri.”


5. Kemudian naik pula malaikat Hafazhah membawa amalan seseorang hamba sehingga mereka berjaya sampai ke pintu langit yang kelima seolah-olah amalan itu pengantin cantik berseri yang dihantar penuh keraian ke rumah suaminya lalu berkata malaikat penjaga langit yang kelima:
“Berhenti kamu dan pukulkan amalan ini ke muka orang yang mengerjakannya dan campakkanlah di atas tengkoknya. Akulah malaikat hasad. Sesungguhnya orang itu sangat hasad dengki kepada orang yang belajar ilmu dan beramal yang menyamai taraf amalannya. Ia hasad dan mencela jika ada orang lain yang beramal lebih dari amalannya. Allah menyuruhku supaya aku tidak membiarkan amalan orang yang hasad ini melintasi pintu langit kelima jagaan aku ini.”


6. Kemudian naik pula malaikat Hafazhah membawa amalan seseorang hamba. Baginya cahaya seperti bulan purnama sarat dengan pahala sembahyang, zakat, umrah puasa dan jihad fi sabillillah. Malaikat Hafazhah berjaya membawa amalannya sehingga melepasi pintu langit ke enam. Namun berkata pula malaikat penjaga pintu langit ke enam:
“Berhenti kamu dan pukulkan amalan ini ke muka orang yang mengerjakannya kerana ia tidak belas kasihan kepada hamba-hamba Allah yang dalam kesusahan ditimpa mala petaka bahkan ia masih mampu bersuka ria. Akulah malaikat rahmat. Allah menyuruhku supaya tidak membiarkan amalan orang yang tidak peduli akan nasib umat Islam yang lain dapat melintasi aku.”


7. Kemudian naik pula malaikat Hafazhah membawa amalan seseorang hamba. Amalan itu penuh dengan pahala sembahyang, puasa, nafkah, jihad dan warak. Ianya berbunyi seperti lebah dan baginya cahaya seperti cahaya matahari dan diiringi oleh tiga ribu orang malaikat. Mereka telah berjaya membawanya sehingga sampai ke pintu langit ketujuh maka berkata malaikat penjaga pintu langit tersebut:
“Berhentilah kamu dan pukulkan dengan amalan ini ke muka orang yang mengerjakannya bahkan pukulkan pula akan seluruh anggota badannya dan tutupkan ke atas hatinya. Akulah malaikat penjaga zikir. Tahukah kamu orang ini beramal dengan mengharap disebut dan dipuji orang. Aku akan menghalang amalan orang yang riak dan sukakan puji-pujian dari sampai kepada Tuhanku. Ia beramal bukan kerana mencari keredhaan Allah tetapi hanya bertujuan supaya mendapat tempat yang tinggi di hati para fukaha dan supaya disebut di kalangan para ulama dan supaya masyhur namanya di merata tempat. Allah menyuruhku supaya tidak membiarkan amalan orang yang riak itu melintasi aku, kerana setiap amalan yang tidak ikhlas adalah riak dan Allah tidak akan menerima amalan orang yang riak.”


8. Kemudian naik pula malaikat Hafazhah dengan amalan seseorang hamba. Amalan itu berupa sembahyang, zakat, puasa, haji, umrah, akhlak mulia, banyak berdiam (daripada perkara yang tidak berguna) dan banyak berzikir. Amalan hamba ini diusung oleh para malaikat penjaga tujuh petala langit sehingga mereka melintasi segala halangan dan sampai kepada Allah. Para malaikat itu berhenti di hadapan Allah dan bersaksi dengan keikhlasan dan kebaikan amalan tersebut lalu Allah berfirman kepada para malaikatnya;

“Kamu adalah yang bertugas menjaga amalan hambaKu ini dan sebenarnya Aku lebih mengetahui segala isi hatinya. Ia sebenarnya tidak menghendaki akan Aku dengan amalannya itu. Ia hanya mengharapkan sesuatu ganjaran daripadaKu. Aku turunkan ke atasnya akan laknatKu.”

Lalu para malaikat tadi berkata:
“Ke atasnya laknatMu dan juga laknat kami.” Lalu melaknat akan dia oleh tujuh petala langit dan seisinya.

Mendengar sabda Rasulullah saw ini lalu Muaz r.a menangis seraya berkata: “Engkau adalah Rasulullah saw sedangkan aku adalah Muaz r.a (hamba Allah yang bukan Rasul). Maka bagaimana aku dapat selamat dan sejahtera.

Lalu Rasulullah saw bersabda:
“Hendaklah engkau ikuti aku walaupun hanya dengan sedikit amalan. Wahai Muaz jaga lidahmu baik-baik daripada mencela saudaramu yang membaca Al Quran (Golongan Ulama) dan pertanggungkanlah segala dosamu ke atasmu dan jangan engkau mempertanggungkan dosamu ke atas orang lain dan jangan engkau menganggap dirimu bersih dan jangan pula engkau mencela orang lain dan jangan engkau memuji dirimu dihadapan orang. Dan jangan engkau campur adukkan urusan dunia di dalam urusan akhirat. Dan jangan engkau menyombong diri di dalam majlis nanti orang ramai akan takut kepadamu kerana kejahatanmu dan jangan engkau berbisik kepada seseorang sedangkan seorang lagi ada di sisimu. Jangan engkau membesarkan dirimu maka akan terputus daripadamu segala kebaikan di dunia dan di akhirat. Dan jangan engkau carikkan (pecah belah) akan manusia maka mencarik akan dikau oleh anjing2 api nereka pada hari kiamat nanti. Allah telah berfirman:
Maksudnya: Demi yang mencarik akan dicarikkan. (QS: Al Nazi’at: 2)
Apakah engkau ketahui wahai Muaz r.a siapakah mereka yang mencarik-carik itu?
Muaz r.a bertanya: “Ya Rasulullah saw, sebenarnya siapa mereka?”
Lalu Nabi saw menjawab: “Itulah anjing-anjing garang di dalam api neraka yang akan mencarikkan daging sehingga sampai ke tulang.”
Muaz r.a bertanya: “Ya Rasulullah saw siapakah orang yang mampu melaksanakan segala perkara yang engkau sebutkan tadi? Dan siapakah yang akan selamat daripada seksaan itu?”
Nabi saw menjawab: “Itu sebenarnya mudah bagi orang yang dimudahkan oleh Allah”.

Kemudian lalu Khalid bin Maadan berkata: “Maka aku tidak pernah melihat seseorang yang banyak membaca Al Quranul Karim lebih daripada Muaz r.a kerana beliau faham terhadap hadis yang besar ini.”

Renungkan baik-baik perkara yang terkandung di dalam hadis ini wahai orang yang menuntut ilmu pengetahuan. Timbangkanlah baik-baik, yang mana yang lebih penting dan yang mana lebih baik? Pastikah anda belajar ilmu yang akan menjadikan anda lebih berhati-hati? Berhati-hati daripada segala perkara yang akan membinasakan kalian kemudian hari! Hendaklah kalian sibuk dengan memperbaiki hatimu dan membangun akhiratmu.

Janganlah anda bergaul dengan orang yang bercakap kosong, berangan-angan panjang tentang dunia, takabur, riak, hasad-dengki, ujub sehingga akhirnya anda turut binasa bersama dengan orang-orang yang binasa. Dan ketahuilah olehmu bahawa tiga perkara ini (hasad, riak dan ujub) ialah punca kepada segala penyakit hati dan baginya tempat tumbuh “hubbud dun-ya” (yakni cinta akan dunia dan takut akan kematian)